Mobil listrik saat ini sudah mulai banyak digunakan di dunia. Ternyata mobil listrik sudah ada sejak abad 19. Mobil listrik pertama kali  dibuat pada tahun 1832 oleh Robert Anderson. Saat ini mobil listrik mulai populer oleh perusahaan milik Elon Musk yaitu Tesla.
Sejak suksesnya perusahaan milik Elon Musk yaitu Tesla, perusahaan lain sudah mulai membuat mobil listrik, mulai dari mobil hybrid dan mobil listrik. Mobil hybrid adalah mobil yang menggunakan dua energi yaitu energi listrik dan konvensional yaitu bensin. Beberapa perusahaan yang saat ini memproduksi mobil listrik ada Hyundai, Wuling, Lexus, dan masih banyak lagi.
Namun dengan banyaknya pilihan mobil listrik saat ini, apakah ini saatnya kita untuk beralih ke mobil listrik. Dilihat dari Indonesia saat ini, masih lebih dari 50% adalah PLTU atau pembangkit listrik tenaga uap. PLTU menggunakan bahan bakar fosil yang pastinya tidak ramah lingkungan yaitu batu bara. Batu bara tentu saja menghasilkan polusi yang sangat banyak terutama polusi udara. PLTU menghasilkan asap yang mencemari udara di Indonesia, selain itu PLTU juga bisa mengakibatkan hujan asam. Hujan asam bisa terjadi karena asap bercampur dengan awan dan terjadi hujan. Jadi alangkah lebih baiknya Indonesia mulai saat ini beralih ke energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Karena batu bara juga bukan bahan bakar yang tak terbatas, suatu saat batu bara juga akan habis jika terus digunakan.
Indonesia berada di garis khatulistiwa, oleh karena itu Indonesia memiliki banyak gunung aktif di sepanjang pulau, terutama pulau Jawa. Indonesia bisa menggunakan PLTP atau pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai pengganti PLTU yang menimbulkan banyak polusi udara. Dengan begitu Indonesia bisa memproduksi listrik dengan ramah lingkungan.
Selain PLTU kita bisa menggunakan PLTN atau pembangkit listrik tenaga nuklir. Menurut penelitian PLTN adalah pembangkit listrik yang ramah lingkungan, andal, dan berkelanjutan. Namun PLTN juga memiliki resiko yang besar jika terjadi kecelakaan nuklir, misalnya kebocoran reaktor nuklir. Dilihat dari kondisi Indonesia yang berada pada garis khatulistiwa yang menyebabkan sering terjadi gempa. Limbah radioaktif nuklir dapat bertahan hingga beribu-ribu tahun. Namun bukan hal yang mustahil untuk tetap membuat PLTN. Tidak semua daerah Indonesia rawan gempa, misalnya Kalimantan dan kepulauan Bangka Belitung. Pemerintah sempat ingin membuat PLTN pada daerah tersebut, dilihat dari kondisi daerah tersebut.
Selain kedua energi tersebut Indonesia juga sudah banyak menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan, walau masih sedikit. Mislanya PLTS, PLTA, PLTB. Saat ini tenaga matahari juga lumayan banyak digunakan di Indonesia. Terutama pada rumah-rumah pribadi dan lampu-lampu jalan tol. Dilihat dari indonesia yang hanya memiliki dua musim yaitu musim panas dan musim hujan, Indonesia sangat cocok untuk menggunakan tenaga matahari sebagai sumber listrik. Saat ini juga banyak rumah yang memasang panel surya untuk mengecas kendaraan listrik mereka, bahkan juga untuk menghidupkan listrik rumah mereka. Namun yang menjadi kendala yaitu panel surya harganya cukup mahal, yang membuat tidak semua orang bisa menggunakannya. Padahal instalasi dari energi matahari ini termasuk mudah, hanya menggunakan beberapa perangkat listrik dan baterai untuk menyimpan listrik yang dihasilkan dari panel surya tersebut.
Dilihat dari pilihan energi yang sudah kita bahas sudah saatnya kita mulai menggunakan energi ramah lingkungan dan kendaraan listrik. Selain mobil listrik motor listrik juga menjadi pilihan yang baik. Selain dari murahnya listrik, pemerintah juga mulai memberikan subsidi kepada masyarakat yang ingin membeli kendaraan listrik, kita bisa memanfaatkan momen ini untuk lebih berhemat dan tentu juga untuk menjaga lingkungan kita agar lebih bersih dengan mengurangi polusi dari bahan bakar fosil.
Dengan sumber listrik yang ramah lingkungan, dibarengi dengan kendaraan yang ramah lingkungan juga, kita bisa menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya dan tempat yang strategis pasti bisa. Dengan begitu kita bisa memberikan lingkungan yang baik untuk anak dan cucu kita. Ayo kita manfaatkan momen ini untuk beralih ke energi dan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.***
Elfan Pradita Rusmin