Mohon tunggu...
elfa rizqiazulfah
elfa rizqiazulfah Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Hobi saya mengeksplor tempat baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat Kampung Adat Cireundeu Tidak Makan Beras, Ini Alasannya!

29 Juni 2022   18:46 Diperbarui: 29 Juni 2022   19:14 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampung adat Cirendeu ini merupakan kampung adat yang masih dipertahankan eksistensinya. Kampung adat Cireundeu ini berada di Kota Cimahi tepatnya di Kelurahan Leuwigajah.

Sejarahnya kampung adat Cireundeu ini berasal dari  dua kata, yaitu dari kata "Ci" dan "Reundeu". Ci artinya air dan Reundeu artinya pohon reundeu yang dahulunya terdapat di kampung Cireundeu yang sekarang telah mengalami kepunahan. Kampung adat Cireundeu ini sudah berdiri pada abad ke 16. 

Pada kampung adat Cireundeu ini memiliki kesamaan sama halnya dengan masyarakat adat sunda, karena letak kampung ini dikelilingi oleh wilayah atau masyarakat sunda. 

Adat istiadat ini juga membuktikan bahwa masyarakat harus mempunyai jati diri, kebudayaan atau adat istiadat yang di ajarkan pada masyarakat kampung adat Cireundeu ini misalnya, latihan kepenulisan aksara sunda, bahasa sunda, dan adapun kesenian yang di ajarkan sama dengan kesenian masyarakat sunda pada umumnya contohnya adalah gamelan sunda dan wayang golek. 

Salah satu keunikan masyarakat kampung adat Cireundeu ini adalah kebiasaan tidak makan beras. Alasannya karena sudah menjadi tuntunan, pada dasarnya sekarang manusia bertambah sedangkan alamnya sudah menyempit. 

Pada tahun 1918, sesepuh menyampaikan kepada masyarakatnya untuk mencoba tidak memakan beras, "alasannya karena waktu jaman penjajahan yang diambil oleh penjajah adalah hasil pertanian supaya rakyatnya mengalami kelaparan." Ujar Abah widhi .

Pada akhirnya sesepuh di kampung Cireundeu mencari alternatif beras, yaitu beralih pada umbi-umbian. Termasuk petani yang memiliki banyak hasil bumi, tidak hanya jagung, singkong, dan umbi-umbian. 

"Petani disini mengolah singkong menjadi tepung untuk dijadikan pengganti beras". Ujar Abah Widhi. Hal ini sudah merupakan pantrang larang masyarakat Cireundeu untuk tidak memakan beras.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun