Berikut ini topik terpilih wawancara Lee Kuan Yew dengan Graham Allison, Robert Blackwill, dan Ali Wyne. Topik yang diangkat kali ini adalah Masa Depan Ekonomi Dunia.Â
Artikel ini adalah bagian dari Seri Wawancara Imajiner dengan Lee Kuan Yew yang dinukil dari buku Lee Kuan Yew (Elex Media Komputindo, 2017). Topik pilihan kali ini adalah Masa Depan Ekonomi Dunia.Â
Topik pilihan lain adalah Ancaman Hegemoni Tiongkok, Islam dan Radikalisme, Kepemimpinan, dan Kebangkitan India. Lee Kuan Yew adalah pendiri Republik Singapura (lahir 1923 - meninggal 2015). Dia menjadi Perdana Menteri Singapura sejak 1959 sampai 1990.
===
Apa pelajaran dari kebangkitan Singapura dari dunia ketiga ke dunia pertama dalam satu generasi?Â
Ketika saya merintis, pertanyaannya adalah bagaimana Singapura bisa mencari nafkah melawan tetangga yang memiliki lebih banyak sumber daya alam, sumber daya manusia, dan ruang yang lebih luas.
Bagaimana kami membedakan diri kami dari mereka? Sistem mereka tidak jujur; kami menjalankan sistem yang jujur. Aturan hukum mereka lemah; kami berpegang pada hukum. Begitu kami mencapai kesepakatan atau mengambil keputusan, kami menaatinya. Kami dapat diandalkan dan dapat dipercaya bagi investor.Â
Infrastruktur kelas dunia, staf pendukung kelas dunia, semuanya berpendidikan dalam bahasa Inggris. Komunikasi yang baik melalui udara, melalui laut, dengan kabel, satelit, dan sekarang, melalui In- ternet.
Apa pendorong utama pertumbuhan nasional dan daya saing? Demografi, bukan demokrasi, akan menjadi faktor paling penting bagi keamanan dan pertumbuhan di abad ke-21. Negara-negara yang paling menerima imigran akan memiliki keuntungan ekonomi, tapi kebijakan imigrasi terbuka juga membawa risiko. Gelombang imigran baru akan berbeda etnis, kurang berpendidikan, dan kadang tidak terampil.
Apa masalah terbesar yang dihadapi dunia pada dekade berikutnya?Â
Pertama, ada zona euro. Jika krisis utang Yunani tidak ditangani dengan baik, hal itu akan memengaruhi Portugal, Spanyol, dan Italia. Kedua adalah masalah Korea Utara yang tidak ada habisnya. Ketiga adalah stagnasi Jepang, yang secara tidak langsung memengaruhi seluruh kawasan Asia Pasifik. Keempat adalah peluang terjadinya konflik di Timur Tengah akibat bom yang dikembangkan Iran, yang akan berdampak buruk bagi pasar.