Disusun oleh: Salsa Cheryl Srituka, Eleonora Dinanti Pink Cinmoudi, Laurensia Kirana Ghea B, Auradini Gagola, Rudangta Arianti Sembiring, M.Psi, Psikolog
Fenomena berpindah-pindah pekerjaan belakangan ini menjadi sorotan. Hal ini dikenal juga dengan istilah turnover dimana karyawan mengundurkan diri dan digantikan posisinya dengan orang yang lain. Lalu apa saja faktor yang menjadi alasan dibalik munculnya keinginan berpindah pekerjaan? Beberapa diantaranya adalah kepuasan kerja, kompensasi, dan budaya di tempat kerja. Tentunya turnover membuat kinerja dan stabilitas perusahaan menurun, hal ini bisa saja merambat pada proses bisnis perusahaan dan mengakibatkan kerugian.Â
Yuk, mengenal dua bentuk turnover!
Menurut Saeed (2014) Turnover terbagi menjadi dua yaitu voluntary employee turnover dan involuntary employee turnover. Voluntary employee turnover terjadi jika karyawan memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan atas kemauan sendiri sedangkan involuntary employee turnover merupakan pengunduran diri yang disebabkan oleh dorongan perusahaan. Mereka yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri disebabkan oleh keinginan memiliki karir yang lebih baik, kenaikan gaji, dan alasan keluarga. Namun, berbeda dengan pengunduran diri karyawan  yang disebabkan oleh kinerja yang buruk dan pelanggaran aturan kerja. Hal ini termasuk ke dalam jenis involuntary employee turnover.
Lalu seperti apa sih fenomena turnover dalam sebuah perusahaan?
Fenomena ini ditemukan pada PT.X yaitu salah satu perusahaan retail minimarket yang berlokasi di Indonesia. Dari data yang diperoleh ditemukan 63% dari total karyawan yang mengundurkan diri disebabkan oleh kinerja karyawan yang buruk sehingga perusahaan meminta karyawan untuk mengundurkan diri. Sedangkan 34% pengunduran diri disebabkan oleh alasan pribadi seperti menikah, melanjutkan studi, keluarga, dan kesehatan.Â
Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
Dari fenomena diatas, perusahaan membutuhkan strategi yang tepat untuk menekan turnover. Terdapat beberapa strategi yang ditawarkan yaitu meningkatkan teamwork dan menyusun strategi untuk mempertahankan karyawan. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan melakukan pelatihan atau pengembangan karyawan sebagai usaha dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan karyawan (Jati, 2007).
Selain itu, perusahaan dapat menyusun strategi lainnya adalah perusahaan dapat melakukan masa orientasi atau pembekalan kepada karyawan baru guna memudahkan karyawan dalam beradaptasi di tempat kerja dan memfasilitasi penyampaian informasi dasar yang mencakup segala aspek yang dimiliki perusahaan tersebut (Torrington et al, 2008). Menurut BasuMallick (2021) strategi yang dapat diterapkan pada karyawan dengan performa yang terbaik berupa memberikan pekerjaan yang menantang, memberikan karyawan kesempatan dalam pelatihan keterampilan, sedangkan untuk karyawan yang memiliki kinerja yang baik strategi yang dapat diterapkan yaitu dengan menawarkan manfaat dan fasilitas disesuaikan dengan kebutuhan karyawan, dan memberikan penghargaan bagi karyawan. Kemudian strategi untuk karyawan dengan performa di bawah rata-rata yaitu dengan mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab kinerja mereka buruk, lalu mengatasi kesenjangan keterampilan dengan segera.Â
Jadi dari informasi yang sudah kita bahas, ada banyak hal yang menyebabkan seseorang berpindah-pindah pekerjaan. Jika, hal ini sering terjadi menandakan ada sesuatu yang salah dalam perusahaan atau pengelolaan sumber daya manusia nya maka dari itu, perusahaan dan karyawan harus memiliki langkah-langkah untuk mencegah dan mengatasi turnover.Â