Mohon tunggu...
Elensisilia
Elensisilia Mohon Tunggu... Freelancer - nothing

mahasiswa UKSW

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Abu Sekam Padi sebagai Unsur Hara untuk Pertumbuhan dan Perkembagan Padi

7 Februari 2021   18:24 Diperbarui: 7 Februari 2021   19:14 4982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Setiap tanaman membutuhkan unsur-unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangannya, tanpa adanya unsur-unsur hara tersebut tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang. Unsur hara merupakan unsur yang ada dalam tanah dan sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. 

Unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk dapat tumbuh dengan optimal harus seimbang yaitu tidak boleh kelebihan ataupun kekurangan serta menyesuaikan kebutuhan hara tiap tanaman karena setiap jenis tanaman membutuhkan jumlah hara yang berbeda-beda untuk tanaman dapat tumbuh dengan optimal.  Unsur hara yang berlebihan ataupun kekurangan juga tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang membuatnya tidak tumbuh dengan optimal. 

Unsur hara terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diantaranya Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Belerang atau sulfur (S). Unsur hara mikro diantaranya Boron (B), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Besi (Fe), Molibdenum (Mo), Mangan (Mn), Khlor (Cl), Natrium (Na), Cobalt (Co), Silika (Si), dan Nikel (Ni). Dari dua unsur hara tersebut, unsur hara makrolah yang sangat dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif besar untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sementara untuk hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit, jika di dalam tanaman terdapat salah satu unsur hara mikro dalam jumlah yang banyak tanaman tersebut dapat keracunan karena terlalu berlebihan.

Seiring berjalannya waktu, peningkatan jumlah penduduk semakin bertambah tiap tahunnya. Oleh karena meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan pangan pun semakin meningkat yang menyebabkan kesenjangan antara konsumsi dan hasil produksi. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi meningkatkan produktivitas tanaman. Taher dan Abbas (1990) mengungkapkan bahwa dengan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi mengharuskan Indonesia untuk meningkatkan produksi padi karena Sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Beberapa tahun yang lalu pulau Jawa merupakan produsen pangan terbesar di Indonesia lebih kurang 60%.

Silika (Si) termasuk kedalam unsur hara mikro. Walaupun hara silicone ini dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tapi tetap tanaman akan perlu unsur ini. Hilangnya hara silicone dari persawahan diakibatkan dari proses pemanenan dan pencucian yang mengakibatkan berkurangan kandungan silika di dalam tanah (Otsuka, 2000 dan Kyuma, 2004  Darmawan, 2005 cit Prasetyo, 2008). Berkurangnya kandungan silicone dalam tanah tersebut mengakibatkan produktivitas tanaman berkurang karena tanaman tidak tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Salah satu sumber Silicone yang bisa dimanfaatkan adalah abu sekam padi. Sekam padi merupakan sisa dari proses penggilingan padi. Sering kali sekam padi tidak dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan terkadang dibuang begitu saja secara cuma-cuma. Di Indonesia, sekam dimanfatkan untuk alas kandang dan bahan bakar untuk membakar bata (Winarno, 1985) cit Prasetyo (2008). Berdasarkan hasil penelitian  sigit  (1984) cit Azhari, (1992), abu sekam mengandung unsur hara dengan komposisi 0,15% Nitrogen (N),  0,16% Fosfor (F), 1,85% Kalium (K), 0,49% Kalsium (Ca), 1,05% Magnesium (Mg),  0,4% C-organik, dan  68,7% Si02. 

Berdasarkan hasil dari penelitian Prasetyo (2008), pengaruh pemberian abu sekam sebagai sumber sililia (Si) bagi pertumbuhan dan perkembangan padi serta hasil produksinya, Pemberian abu sekam sebanyak 2800 Kg/ha mampu meningkatkan P-tersedia tanah sebesar 5,90 ppm, Si-tersedia tanah sebesar 39,73, dan meningkatkan dd-tanah 0,08 me per 100 gram, Mg-dd tanah 0,01 me per 100 gram serta menurunkan Al-dd tanah 1,43 me per 100 gram dan kejenuhan Al 13,04 % dibandingkan dengan pemberian perlakuan tanpa abu sekam. Penelitian Prasetyo ini juga dihasilkan bahwa pemberian abu sekam meningkatkan jumlah anakan produktif dan produksi tanaman padi. Perlakuan optimum diperoleh pada pemberian abu sekam sebanyak 2800 kg/ha dimana mampu meningkatkan serapan P dan Si (daun + batang) sebesar 0,56 gram P/pot dan 2,72 gram Si/pot, berat kering gabah padi sebesar 21,08 g/pot  (*1,08%) dibandingkan dengan pemberian abu sekam.

Sumber:

Taher dan Abbas, 1990. Perpadian dunia, transmigrasi dan pengelolaan sawah bukaan baru di Indonesia. Dalam prosiding : pengelolaan sawah bukaan baru menunjang swasembada pangan dan program trasmigrasi, Universitas Esasakti dab BPTP Sukarami. Halaman 121-147

Azhari. 1992. Pemberian abu sekam dan pupuk TSP pada lahan sawah serta pengaruhnya terhadap fosfor tersedia dan produksi padi sawah. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. 53 Halaman.

Prasetyo, Teguh B., Darfis, Irwan, dan Fitri, Rahmi. 2008. Pengaruh pemberian abu sekam sebagai sumber silika (SI) bagi pertumbuhan dan produksi tanaman padi (Oriza sativa L.). Hal 43-49.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun