Mohon tunggu...
Eleldz
Eleldz Mohon Tunggu... Freelancer - dreamer

every dream matters

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Coretan Tema Pemilu dari Aku, Si Gen Z yang Buta Politik

14 Februari 2024   23:05 Diperbarui: 14 Februari 2024   23:48 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Buta politik bukan berarti gak peduli pemilu sama sekali, dulu aku selalu bodo amat tentang bagaimana sistem politik berlaku, bagaimana hiruk pikuk politik yang sering muncul di twitter (sekarang X) yang rumit tapi terlihat seru karena keunikan komen-komen dengan berbagai analisis masing-masing. Btw, sebelum diputuskannya Mas Gibran sebagai wakil Pak Prabowo, sekitar bulan 6, tahun lalu aku sudah tahu tentang kisi-kisi pasangan capres cawapres tersebut, yang bahkan aku antara percaya-tidak percaya, Mas Gibran ternyata benar-benar menjadi cawapres Pak Prabowo. Wow. 

Karena info Mas Gibran akan menjadi cawapres itulah aku menceritakannya ke temanku tapi dia malah tidak percaya, well seharusnya aku taruhan saja ya supaya menguntungkan diriku hahaha. Yah, sudahlah cerita itu juga sudah berlalu juga. Daaan tiba waktunya kampanye dan debat presiden, aku hanya update berita dari akun X-ku, karena jarang nonton TV apalagi nonton debat presiden. Yah info-info di X sangat berguna bagi preferensi pilihan presidenku, dulunya aku sama sekali tidak peduli visi misi pasangan capres nol satu, nol dua, dan nol tiga, tapi begitu aku mengamati X setiap hari, aku jadi paham, bahwa aku harus menentukan pilihan presiden yang terbaik, demi masa depan bangsa ini. 

Aku tidak sepintar  mereka yang bisa kuliah di luar negeri, dan tidak pula sekaya mereka yang bisa dengan mudahnya pindah ke luar negeri, anak 20-an ini cuma rakyat biasa, lulusan komunikasi yang gajinya UMR (alhamdulillah ada lebihnya) saja, yah doakan semoga gajinya semakin besar ya. Anyway, adanya X sangat berpengaruh tentang bagaimana aku memandang politik, ya mungkin kalau di bahasa jawa istilahnya "sikut-sikutan", dan sepertinya politik juga seperti itu. Bodohnya, dulu aku pernah berpikir kalau politik cuma ilusi, aslinya antara capres 1 dan 2 tidak benar-benar lawan, dan presiden dipilih berdasarkan pilihan elite global wkwkwk bodoh sekali aku dulu. 

Setelah adanya pemilu 2024 ini, aku jadi sedikit melek, kalau politik ternyata tidak se-sederhana itu, semua yang terlibat akan berusaha mendapatkan tujuannya menurut cara mereka masing-masing. Ku tahu tulisan ini gak begitu berguna, cuma pengen mencurahkan hati saja, siapa tahu bisa menginspirasi hehe. Terima kasih buat yang sudah baca, aku lagi mencoba konsisten menulis nih (sorry for tmi)

Siapapun yang terpilih nantinya, semiga bisa membawa negara ini lebih baik dan rakyatnya makin sejahtera aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun