Seorang pemulung yang bernama Muji Agung menemukan drum ketika hendak mencari rongsokan di bawah jembatan Desa Pondok, Grogol, Sukoharjo pada hari Jumat 26 Oktober 2018.Â
Ketika ia membuka drum tersebut ia mencium bau menyengat dan ia melihat ada tulang dicor bersama pakaiannya. Kemudian segera ia melaporkan kepada pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus tersebut. Saat ini mayat sudah dibawa di RSUD Moewardi Solo untuk diperiksa lebih lanjut.
Kejadian ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku di masyarakat sekarang tergolong semakin sadis, yang berarti melakukan tindakan yang begitu kejam dan membuat manusia lebih rendah daripada 'binatang'.Â
Sadis dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yakni perilaku tidak mengenal belas kasihan, buas, ganas. Pembunuhan tersebut masuk dalam kategori sadis besar yang membuat korbannya menderita dan memuaskan hasratnya untuk menyiksa korban hingga tewas.
Pelakunya kemungkinan besar adalah seorang psikopat, yakni seorang yang memiliki penyakit kejiwaan. Namun jangan salah, psikopat berbeda dengan skizofrenia atau gangguan mental yang menyebabkan seseorang halusinasi, delusi, dan tidak sadar akan tindakan yang dia perbuat. Sedangkan psikopat sadar betul dengan apa yang diperbuatnya, dan sekitar 80 % psikopat lebih banyak hidup di dalam masyarakat daripada berada di rumah sakit jiwa atau penjara.
Perbuatan sadis yang diperbuatnya terkadang berada di luar akal sehat kita sebagai manusia, tetapi itulah yang dilakukannya, yakni dengan membuat segala sesuatu tampak rumit dan kejam, sehingga tidak satupun tahu tentang keberadaannya. Seorang psikopat melakukan hanya untuk memuaskan hasratnya sendiri, dan sangat senang melihat orang lain menderita.
Seorang psikopat terkadang dikenali sebagai pribadi yang berkepribadian sempurna, menyenangkan, dan sangat sulit untuk diketahui bahwa dia adalah seorang yang mengidap penyakit kejiwaan. Dibutuhkan ahli kejiwaan atau psikolog untuk memeriksa dan melihat lebih dalam tentang kondisi kejiwaan yang ia derita.
Terkadang seorang psikopat itu ada di antara kita, yakni seorang koruptor masuk dalam kategori psikopat dalam kelas rendah karena dia sadar akan perbuatannya, sehingga senang melihat rakyat menderita.Â
Seorang pemerkosa dan pembunuh masuk dalam kategori psikopat kelas sedang dan besar, yang mau memuaskan hasratnya dan menghilangkan jejak korban dengan membunuhnya.
Penemuan mayat dicor dalam drum itu menunjukkan bahwa pelaku mengidap gangguan kejiwaan karena begitu bersihnya ia merencanakan aksinya dan sulit untuk ditemukan jejaknya. Ketika perilaku sadis semakin berkembang dalam masyarakat, maka waspadalah kemungkinan ada di sekitarmu orang-orang psikopat yang sulit untuk dikenal atau diidentifikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H