Mohon tunggu...
Vita Almira
Vita Almira Mohon Tunggu... -

Alumnus sebuah PTN yg sedang mengisi waktunya untuk hobi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kesal dengan Tutur Tinular Sekarang

5 Juni 2012   15:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:22 3233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ini tulisan pertama saya, biasanya saya cuma jadi silent reader dan sesekali ninggalin komentar di kanal bola dan kanal TV. Saya yakin program sinetron ini sudah dibahas atau bahkan sering. Yang rajin menonton sinetron tersebut sih ibu saya tapi biasanya saya jadi nggak sengaja ikut nonton kalau terlambat makan malam. Dulu kami memang pernah sama-sama nonton Tutur Tinular versi lama masih dengan rumah produksi yang sama, tapi yang versi ini benar-benar bikin saya ingin muntah. Hampir tiap hari saya komplain ke ibu saya kok ya masih saja ditonton. Tapi emang seleranya ibu-ibu sinetron bgituan sih, jadi saya saja yang menyingkir.

Tapi hari ini tangan saya sedang gatel karena saat menonton tadi kagetlah saya waktu denger backsound dengan nada yang tidak asing. Astaga, itu kan petikan intro lagu "Anna Ni Issho Datta No Ni" dari OST Gundam Seed? Kenapa ada di sebuah sinetron yang mengambil setting kerajaan kuno Indonesia? Maklum kalau gatel karena saya penggemar anime Jepang dan nggak terima kalau salah satu soundtrack kesukaan saya dicomot begitu saja. Sebenarnya ini juga bukan pertama kali saya menemukan keanehan. Kalau nggak salah ingat saya dulu juga pernah mendengar petikan lagu dari film Braveheart-nya Mel Gibson. Bener-bener ini sinetron nggak jelas dan campur aduk, padahal pernah pula ada adegan para tokohnya sedang bermusikal dangdut.

Dan, bukan hanya musiknya. Pernah dulu disebutkan oleh salah satu kompasianer mengenai pakaian yang digunakan dan hal itu juga membuat saya tersadar. Setahu saya,pada setting kerajaan Hindu itu para lelakinya telanjang dada. Jangankan cuma rakyat kecilnya, masih ingat sekali di benak saya waktu itu raja-rajanya saja juga telanjang dada (meski tentunya dengan aksesoris mewah seperti kalung, sabuk, dan gelang). Tokoh Kamandhanu-nya sih yang paling lumayan karena dia masih mengenakan rompi. Tapi bahkan sebelum berpikir tentang setting-nya, kita sendiri nggak tahu apakah Tutur Tinular versi baru ini memang ber-setting kerajaan Hindu atau malah Islam sebab saya nggak kenal nama kerajaannya: Manguntur. Sekali lagi, masih kuat dalam benak saya kalau setting Tutur Tinular itu di sekitaran masa pemerintahan Raja Kertanegara, raja terakhir dari Kerajaan Singosari sampai masa Ratu Tribhuwana, raja ketiga Kerajaan Majapahit dengan Babad Tanah Jawi sebagai acuan plot cerita. Salah satu yang saya juga suka dari versi yang dulu adalah saat pihak Gentabuana serius menggarap dengan melakukan syuting sampai ke negeri Cina untuk adegan pasukan Mongol yang nantinya datang menundukkan Prabu Jayakatwang. Dan, kenapa pula ada Mak Lampir di sini? Bukannya Mak Lampir itu dari sinetron yang lain, yang berjudul Misteri Gunung Merapi dengan setting sekitaran masa pemerintahan Sultan Agung, raja ketiga dari Kerajaan Mataram Islam?

Sungguh, saya jadi sangat rindu dengan Tutur Tinular yang dulu. Nuansa sejarahnya sangat kental sampai-sampai guru sejarah saya di SMP menyarankan murid-muridnya sekelas untuk menonton sinetron tsb. Akting para bintangnya antara lain Anto Wijaya, Agus Kuncoro, Donna Agnesia, Piet Pagau, Irgi Fahrezi, dll pun memukau; tidak lebay seperti sekarang yang isinya hanya angkara murka, mata melotot, dan make up tebal yang tidak ada bedanya dengan sinetron ber-setting perkotaan modern. Bahkan siapa pula nama-nama artisnya sekarang? Saya tidak kenal satu pun kecuali Rizal Djibran yg dulu sempat memerankan Lindu Aji II di Misteri Gunung Merapi, itu pun ceritanya sudah mulai melenceng saat itu makanya para aktor-aktor yang berperan sebelumnya pun mengundurkan diri. Saya nggak ngerti kenapa Gentabuana jadi jatuh seperti ini kemudian menghasilkan FTV-FTV siluman yang diputar Indosiar pagi hari.

Berpikir iseng, mungkin kalau Gareth Evans dan Iko Uwais mau bikin film silat dengan setting kerajaan zaman dulu, Tutur Tinular dengan kisah aslinya yang ciamik sangat cocok untuk mereka remake mengingat sebelum serial TV-nya dulu juga pernah ada versi layar lebarnya (pemeran Lo Ci San-nya bahkan masih sama^^). Lumayan kan nanti bisa mempertemukan silat (Kamandhanu dan pasukan Majapahit) dengan kungfu (Lo Ci San dan Mei Shin serta pasukan Mongol)?

Intinya, saya sangat kesal dengan Tutur Tinular versi sekarang!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun