Untuk tetap menjaga kelangsungan hidup interaksi menjadi sangat penting bagi manusia. Manusia telah berevolusi menjadi makhluk sosial. Kebutuhan akan ketergantungan dan kerja sama satu sama lain dapat meningkatkan kemampuan manusia untuk bertahan hidup.Sehingga untuk keberlangsungan interaksi manusia membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain.
Lalu bagaimana cara kita berbahasa yang baik dan benar ? Mari simak penjelasan berikut.!
 Bahasa  yang baik dan benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa .
 Dalam berbahasa yang baik kita perlu memperhatikan situasi dan kondisi, misalnya dalam sebuah restoran cepat saji seorang pelanggan menghampiri kasir dan ingin memesan makanan serta minuman.
Pelanggan :" Ka apakah menu ini masih tersedia?"
Kasir :" Iya masih ka"
Pelanggan : " Kalo begitu saya pesan satu ya ka ,kira kira lama ga ya prosesnya?"
Kasir : " Iya ,sabar!"
Kata " iya ,sabar! " yang diucapkan oleh kasir kepada pelanggan terdengar sangat ketus dan tidak sopan sehingga dapat membuat pelanggan tersinggung terhadap ucapannya , kata "iya , sabar!" seharusnya dapat diganti dengan " Baik ka , mohon bersabar ya" agar dapat berkesan lebih baik karena antara kasir dan pelanggan tidak saling mengenal ,hal ini mengartikan bahwa bahasa dapat mempengaruhi siapa lawan bicara kita.
Lalu apakah bahasa hanya berupa lisan dan tulisan? Tentu tidak bahasa dapat berupa gambar, gestur tubuh,mimik wajah dan lain sebagainya. Menurut filosof bahasa Wittgenstein selalu ada sesuatu di luar kemampuan manusia untuk dikatakan dan dipahami (there are always things in existence that are beyond our human ability to imagine or conceive).
 Filsafat bahasa mendorong kita untuk selalu berfikir dalam mengucapkan dan menganalisis bahasa yang ada disekitar kita . Contoh ketika pasangan  kita sedang ngambek biasanya ketika kita tanya " kamu kenapa?" dia hanya diam dan memasang muka cemberut, dari situ itu otak kita seketika berusaha mencari jawaban yang tepat terhadap situasi yang ada , jika situasi terjadi ketika dia sehabis membuka handphone kita kemungkinan dia menemukan sesuatu didalamnya yang membuatnya galau dan otomatis otak kita langsung merangkai kata kata manis maka itu termasuk proses berfilsafat dalam bahasa.
Filsafat bahasa adalah cabang filsafat yang mempelajari sifat bahasa, hubungan antara bahasa, pengguna bahasa, dan dunia.Filsafat bahasa mengandalkan analisis penggunaan bahasa karena banyak masalah dan konsep filsafat yang hanya dapat dijelaskan melalui analisis bahasa sebab bahasa merupakan sarana yang vital dalam filsafat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H