Cukup sudah energi itu terbuang.Mulai dari gembar-gembor calon presiden, teka-teki pencapresan Jokowi, masa kampanye, hari pencobosan, masa rekapitulasi manual dan pengumuman hasil pilpres yang seyogianya merupakan ending dari proses yang melelahkan ini.Tak pelak, hampir setahun sudah atmosfer perpolitikan di negara kita diwarnai oleh proses pilpres sehubungan suksesi pemerintahan SBY dan kekuasaannya yang akan segera berakhir berakhir.
Penulis mau mencermati satu hal yang paling menonjol dari proses pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan presiden kali ini.Tentu paling menonjol dari berbagai hal yang ditonjiolkan selama ini, dan sampai saat itu tonjolan hal itu semakin nampak dan meyakinkan.Yang saya maksud adalah KENGOTOTAN dari kubu Prabowo-Hatta yang bukan hanya tercermin dari gaya pidato, public speaking dan tingkah ujar para icon-icon kubu ini.Pidato yang berapi-api, yang terkadang cenderung menyenggak, lomba kekuatan suara (macam kebanyakan pengacara orang batak, yang sebetulnya banyak mengandalkan strategi gertak suara keras) , pengunaan istilah yang begitu tajam, manufer-manufer yang tiada habis-habisnya sampai penggunaan media palsu bahkan belakangan diidentifikasi sebagai media abal-abal.
Entah sampai kapan KENGOTOTAN ini akan mereda, mungkin dengan sendirinya, jika ia benar-benar menjadi seorang diri, menyendiri, mencak-mencak sendiri dalam panggung keheningan, sementara seluruh warga dan rakyat yang sebenarnya sudah sangat dewasa, arif dan jernih melihat keadaan terkekeh-kekeh menonton saja di depan media, karena melanjutkan hidup jauh lebih penting daripada menjadi korban mobilisasi seorang si NGOTOT.
Penulis semakin terperangah dengan munculnya statemen-statemen seolah-olah perjuangan kubu ini (entah demi siapa, yang jelas sangat kental dengan kepentingan pribadi dan golongan sedangkan kepentingan negara semakin terkaburkan).Dulu quick count dipending sampai hasil real count versi KPU,.Namun setelah real count versi KPU diumumkan, nyatanya?Ternyata Kemudian real count KPU dipending bahkan dianulir melalui aksi walk out, yang ternyata dilanjutkan dengan pengajuan gugatan ke MK.Yang paling berbahaya saudaraku, belum lagi hari penentuan keputusan MK tiba, sudah muncul statement baru yang sangat memprovokasi kita sebagai bangsa yang bersatu,kata dia yang juga pentolan kubu Prabowo-Hatta, akan mengerahkan “People Power”.
Huft, sebetulnya people power jelas sudah selesai semenjak rakyat menentukan pilihannya, menjalankan hak politiknya dan mempercayakan power itu sudah kepada salah satu pasangan calon presiden/wakil presiden yang sudah sama-sama kita ketahui bersama.
Namun apa hendak dikata, kubu si NGOTOT sudah mencap beberapa lembaga legal dan resmi sebagai lembaga yang tidak kredibel dan bahkan sudah dalam proses dipidanakan.KPU, BAWASLU atau bahkan nanti DKPP akan mereka nyatakan sebagai lembaga yang tidak kredibel.
Hmmmm, salahkah penulis jika beropini bahwa gejala ini adalah tindakan si NGOTOT untuk melakukan kriminalisasi KPU, kriminalisaasi BAWASLU atau mungkin sebentar lagi bahkan mengkriminalisasi DKPP?
Dan salahkan penulis jika khawatir, amat sangat khawatir jika seperti model kubu si NGOTOT ini suatu saat sebagai penguasa di negeri ini, maka akan menghancurkan semua legalitas baik lembaga maupun individu demi menegakkan kebenaran yang sangat subjektif????
Hentikan kriminalisasi KPU, BAWASLU dan DKPP!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H