Mohon tunggu...
Elda Yulian Agustine
Elda Yulian Agustine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ailurophile

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Riwayat Hidup dan Peran H.B. Jassin dalam Kesusastraan Indonesia

5 Januari 2024   18:00 Diperbarui: 5 Januari 2024   18:03 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dr. Hans Bague Jassin, S.S., M.A., Ph.D. atau lebih sering disingkat menjadi H.B. Jassin adalah seorang pengarang dan kritikus sastra berkebangsaan Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 31 Juli 1917 di Gorontalo. Beliau juga putra dari seorang pegawai Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), sebuah perusahaan minyak kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1932 hingga 1938, beliau menyelesaikan pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Gorontalo dan di Hogere Burger School (HBS) Medan. Sekitar tahun 1950-an, H.B. Jassin berhasil menyelesaikan pendidikannya di Universitas Indonesia dan memperdalam pengetahuan ilmu sastranya di Universitas Yale, Amerika Serikat. Beliau pernah bekerja di badan penerbitan Balai Pustaka dan redaktur Panji Pustaka, Beliau juga pernah menjadi wakil pemimpin redaksi Panca Raya. Perjalanan H.B. Jassin dalam kesusastraan Indonesia tidak selalu mulus. Pada tanggal 28 Oktober 1970, H.B. Jassin sempat dipenjara karena menolak mengungkap nama asli pengarang cerita pendek (cerpen) yang bertajuk "Langit Makin Mendung", karena isi dari cerpen tersebut dianggap menghina Tuhan. H.B. Jassin pun dilarang menerbitkan sesuatu tentang sastra selama satu tahun.

Pada masa kolonial, karya-karyanya dimuat di beberapa majalah, seperti Volksalmanak, Pandji Poestaka, dan Pujangga Baru. Pada masa kemerdekaan, karyanya mulai dimuat di Merdeka dan Pantja Raja. Umumnya, kritik yang dikembangkan H.B. Jassin bersifat edukatif dan apresiatif, serta lebih mementingkan perasaan dari pada teori sastra. Pada periode 1960-an, beliau tergabung dalam salah satu dari 13 anggota rapat Manifesto Kebudayaan dan seorang pelopor pengelompokan para pujangga. H.B. Jassin melakukan periodisasi para pengarang Indonesia ke dalam angkatan-angkatan, seperti Angkatan Pujangga, Angkatan 45, dan Angkatan 66. Berkat pengaruh dan perannya dalam bidang sastra Indonesia, H.B. Jassin dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia oleh budayawan Gayus Siagian.  Pada tanggal 11 Maret 2000, H.B. Jassin meninggal di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo di Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Tamami, A. (2022). "Mengenal H.B. Jassin Sang Pahlawan Bahasa dan Kesusastraan Indonesia". Kumparan.com. Diakses pada tanggal 1 Januari 2024 melalui https://kumparan.com/jurfot5a/mengenal-h-b-jassin-sang-pahlawan-bahasa-dan-kesusastraan-indonesia-1yLTf6Yakr8

Adryamarthanino, V. (2021). "H.B. Jassin, Paus Sastra Indonesia". Kompas.com. Diakses pada tanggal 1 Januari 2024 melalui https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/04/090000679/hb-jassin-paus-sastra-indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun