Mohon tunggu...
Elda Sofiana Handoko
Elda Sofiana Handoko Mohon Tunggu... -

Seorang wanita dengan sejuta obsesi dan keinginan. Banyak ide, namun sulit mengungkapkan dalam tulisan. suka mempelajari hal-hal baru dan berusaha tekun untuk memahaminya. ini juga alasan utama saya bergabung dengan forum ini. suka membaca tapi belum banyak buku "berbobot" yang saya baca, hanya sekedar novel, komik, tulisan-tulisan yang menemani saya saat bosan (apapun itu)..hehehe Senang bisa bergabung dalam jaringan ini dan lebih senang lagi tulisan daya ditanggapi dna dikritik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia yang Ambigu

14 Desember 2010   15:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

saya memilih ambigu karena mencoba menggambarkan dan beropini mengenai indonesia yang sedang bercermin. saya sering tidak yakin apakah ini Indonesia asli atau indonesia dalam cermin yang maya.

berawal dari saya yang sedang mikir-mikir kehebohan media yang membahas keistimewaan jogja. yang katanya jogja tidak sejalan dengan rel yang ada yaitu demokrasi. namun bukan suara masyarakat jogja yang mempertahankan keistimewaan itu merupakan demokrasi? lalu kenapa masih diributkan keistimewaan itu.

satu hal lagi bukankah negara kita negara timur yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika? namun kenapa disediakan lokalisasi untuk penjaja sex? saya pikir lingkungan seperti ini membwa pengaruh kurang baik bagi masyarakat sekitar dan bisa membudaya. hal ini terlintas di pikiran saya ketika bulan oktober lalu saya ke surabaya dan pertama kalinya melihat daerah doli. miris saya melihat perempuan2 cantik, muda menjajakan dirinya secara legal dan terbuka. dan disekitarnya saya lihat anak2 kecil yang sibuk bermain kejar-kejaran disekitarnya, mau tak mau harus melihat tontonann yang jauh dari wajar untuk seusianya. haruskah ini menjadi budaya bagi etika masyarakat kita?

lucunya lagi, ambigu ini terjadi pada kasus yang sedang heboh karena video mesum artis ternama. banyak oramas yang mengatasnamakan kebenaran, penegak keadilan dsb. berbondong bondong unjuk rasa megecam pelaku. namun disisi lain mereka melontarkan kata2 kotor untuk  si artis, apa ini cermin kebenaran dan penegakan keadilan?kenapa majalah2 dewasa yang terbit dipasaran atau koran2 ecek2 yang memperlihatkan kemesuman tidak di kata-katai dengan kotor?

tulisan ini hanya opini yang mungkin terlalu naif dan konyol, tapi ini yang ada di benak saya. bukan karena hidup itu selalu ada pro dan kontra tapi memang indonesia masih harus bercermin. meskipun dengan bercermin tidak pernah tahu mana yang maya dan asli. semua terlihat sama namun dua arti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun