Mohon tunggu...
Elda Marina Sibuea
Elda Marina Sibuea Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Sedang merangkak menuju sesuatu. Temui saya di berbagai media sosial. Salam!

Selanjutnya

Tutup

Money

LintasPreneur 2021: Cloud Kitchen Trend, Bisnis Menjanjikan Masa Kini dan Nanti

7 November 2021   09:10 Diperbarui: 7 November 2021   09:12 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Enterpreneur Society mengadakan acara Lintaspreneur 2021 hari kedua pada Minggu, 26 September 2021. Acara ini dibuka pukul 09.00 WIB dengan webinar yang bertajuk "Sharing Economy and Cloud Kitchen Trend" dari Anthony Sudarsono sebagai pemateri.

Anthony saat ini tengah menggeluti bisnis di bidang industri F&B dengan online foodcourt. Industri ini berpotensi sangat baik di masa mendatang. Menurutnya, sekarang mulai memasuki masa akhir perusahaan-perusahaan besar dan masa berkembangnya perusahaan-perusahaan kecil.

Pada masa pandemi ini, ada banyak brand yang mengalami kenaikan dan tumbuh di banyak titik. Mereka kebanyakan adalah bisnis-bisnis yang diubah konsepnya dari offline menjadi online.

Banyak perusahaan dengan konsep cloud kitchen yang membuka cabangnya dengan sangat cepat. Cloud kitchen ini memiliki konsep berjualan secara online, tidak menerima pembelian secara offline. Tidak perlu ada renovasi tempat, tidak perlu ada banyak karyawan, dan berbagai brand bisa diolah di satu tempat yang tidak kelihatan.

Cloud kitchen tidak perlu memusingkan masalah lokasi. Fokusnya adalah pada percepatan distribusi. Tidak ada operasional atau cash yang besar di awal. Sehingga budget menjadi sangat rendah. Selain itu, cloud kitchen juga meminimalisir risiko untuk urusan perizinan. Tidak perlu takut pada masalah keramaian dan jam operasional jauh lebih fleksibel.

Online foodcourt memiliki konsep yang sama dengan berjualan secara offline. Bisa menyewa ruko, tapi pembayaran bisa ditutupi oleh cash flow dari online foodcourt itu. Selain itu, ini akan saling menguntungkan antara pemiilik ruko dengan orang yang baru merintis bisnis di bidang F&B.

Anthony menjelaskan bahwa konsep cloud kitchen bisa dengan memasak di rumah sampai produk 80% jadi. Lalu, produk tersebut dikirim ke titik-titik tempat cloud kitchen membuka cabangnya. Cloud kitchen menjadi tempat distribusi makanan. Namun, perlu diperhatikan di sini, konsep cloud kitchen memang lebih memfokuskan pada makanan yang dipesan secara online atau bisa dimakan di rumah masing-masing. Tidak mengutamakan sistem makan di tempat atau nongkrong.

Hal yang perlu diperhatikan dari bisnis F&B adalah produk. Rasa menjadi nomor satu. Kemudian, penguasaan dunia digital marketing. Hal yang menjadi masalah ketika pemain dalam industri F&B dengan penjualan notabene offline, selalu memiliki HPP yang tinggi. Ini akan menjadi masalah kalau belum mengenal dunia online. Kalau misalnya HPP 50%, akan ada biaya delivery fee sebesar 20%. Maka keuntungan yang didapatkan hanya 30%.

Anthony mengatakan, "Kalau mau menang di dunia online, wajib mengikuti promo-promo yang disediakan oleh platform online yang menjadi media berjualan. Harus juga memiliki HPP yang sangat rendah dan efisiensi cost agar tidak kalah oleh kejamnya industri online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun