Mohon tunggu...
Elda Arla
Elda Arla Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 2006

-

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dibalik Keindahan Hutan Pinus Mangunan, Ada Cerita Tak Biasa

8 Januari 2025   23:47 Diperbarui: 8 Januari 2025   23:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Hutan Pinus Mangunan) 

Di tepian jalan utama yang menghubungkan antar desa Mangunan, kecamatan Dingo dan kabupaten Bantul. Hutan Pinus Mangunan berdiri megah memikat siapa saja yang melewati rindangnya. Udara segar yang menyelinap di antara barisan pohon menjanjikan ketenangan, seolah mengundang setiap orang untuk berhenti menikmati ketenangan yang sulit ditemukan ditengah hiruk-pikuk kota.

Namun, di balik keindahan yang tampak sempurna, Hutan Pinus Mangunan menyimpan kisah perjuangan yang tak kalah menarik, dimulai dari kerja sama antara masyarakat sekitar hutan dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan telah terjalin erat sejak awal pembukaan hutan. Masyarakat diberikan kesempatan untuk mengelola tanah sebagai petani bawah tegakan, sembari mendapatkan pembinaan intensif hingga terbentuk Kelompok Tani Hutan (KTH). Namun, saat hutan mulai tumbuh lebat, aktivitas bertani di bawah tegakan tak lagi memungkinkan.

Tak kehilangan arah, Dinas Kehutanan dan Perkebunan menggagas pengembangan budidaya lebah madu melalui pembentukan Kelompok Sadar Wisata Lebah Madu ( Pokdarwis Lebah Madu). Program ini sukses memberikan penghidupan baru, meski menghadapi tantangan ketika persediaan makanan untuk lebah di sekitar hutan menipis. Demi kelangsungan produksi madu, kelompok petani lebah terpaksa melakukan perjalanan jauh dikenal dengan istilah angon-hingga kedaerah seperti Jepara, Purworejo, dan Temanggung.

Namun, tak semua perjalanan berjalan mulus. Dalam sebuah insiden, lebah yang dilepas di area persawahan mati massal diduga akibat paparan pestisida. Dampaknya, kegiatan kelompok terhenti. Untuk menghidupkan kembali roda ekonomi, Dinas Kehutanan dan Perkebunan mendistribusikan bibit tanaman karet yang ditanam di lahan milik anggota kelompok. Sayangnya, setelah musim tanam berakhir, aktivitas kelompok pun kembali vakum.

Pada saat bersamaan, Hutan Pinus mulai ramai dikunjungi wisatawan, meski diiringi berbagai permasalahan seperti tindak kriminal dan asusila. Keprihatinan inilah yang memotifasi Pokdarwis Lebah Madu untuk merintis pengelolaan parkir di kawasan hutan, dimulai Febuari 2011 di bawah arahan Kepala RPH Mangunan.

Awalnya, kondisi sangat memperhatinkan. Dalam sehari, hanya 5-15 sepeda motor yang menggunakan jasa parkir. Namun, kerja keras mereka mulai membuahkan hasil. Pada 2014, jumlah pengunjung meningkat drastis, dengan 200-300 motor di hari biasa, dan meningkat hingga 800-1000 motor pada hari libur.

Dari perjuangan kecil sebagai petani bawah tegakan hingga menjadi bagian penting dari pengelolaan Hutan Pinus, kisah ini adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi, inovasi, dan semangat masyarakat mampu membawa perubahan yang besar.

Keberhasilan pengelolaan wisata Hutan Pinus Mangunan tidak hanya berhenti pada kisah perjuangan masyrakatnya, tetapi juga terus berkembang menjadi destinasi edukasi yang mendidik sekaligus menginspirasi.

Pengembangan obyek wisata di kawasan ini dilakukan dengan pendekatan yang mengedepankan keseimbangan alam. Dengan rencana pengembangan yang matang, kawasan ini membuka peluang bagi wisatawan untuk menikmati keindahan alam sembari memperkaya wawasan.

Hutan Pinus Mangunan kini menjadi lebih sekedar tempat rekreasi. Melalui paket wisata edukasi, seperti penyadapan dan pengelolaan getah pinus, penyulingan minyak kayu putih, hingga pengenalan keragaman tanaman,k destinasi ini menjadi ruang pembelajaran yang bermanfaat. Setiap langkah menyusuri kawasan ini adalah perjalanan penuh wawasan, menumbuhkan rasa kagum sekaligus cinta terhadap alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun