Mohon tunggu...
Elantika Puspawati
Elantika Puspawati Mohon Tunggu... -

Menulis adalah alur terindah dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjalanan

15 Juni 2013   12:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:59 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jalan berlubang-lubang... lubang!
Tak banyak lagi pilihan pasti
Roda roda tertahan
Waktu pelan
Hasrat penat, timbul tenggelam,
Di tengah tengah jalan jalan berlubang
Mengguncang-guncang
Pendirian, sendirian !
Badan, terpental-pental, terpendar
Getarkan jiwa’ lemparkan seluruh dusta
Jauh-jauh pada ujung-ujung jalan,
Pucuk-pucuk langit tinggi putih dihadapan,
Tak hirau lagi, tak tau lagi warna jalan telusuri hari pagi
Lenyap bersama hamparan pesta pedih perih histeria
Sendiri bersama deru mesin ajak kencang memburu depan
Spanjang jalan, spanjang sensori memory merobek-robek ingatan
Menikamhunjam seluruh keikhlasan.
Air mengalir, surut pasang lagi, berkali-kali
Senduberlinang mendekap erat takdir-MU
Spanjang jalan
Kusandarkan segalanya kepada-NYA, biar...
Sejuta kesabaran berhamburan ...
https://twitter.com/Elantika_Puspa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun