Mohon tunggu...
Elantika Puspawati
Elantika Puspawati Mohon Tunggu... -

Menulis adalah alur terindah dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Empat per Tiga

16 Oktober 2013   22:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:27 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berdiri diatas riak-riak gelombang

Mengikuti kemana air mengisi

mencari batas,

antara kaca dan udara

Berharap setitik cahaya membebaskan ku dari 4/3 bias air

Hitam hitam hitam

tak mampu aku rasa tubuhku

ringan seringan kapas

debu mendebu sedang

menaiki bukit dan lembah gelombang

aku sendiri

tanpa pintu dan jendela

menjerit tak bersuara

melihat tapi buta

akan bayang mu abu-abu

aku tau, tapi tak mengerti

aku sadar tapi setengah mati

sedang kau tak pernah peduli

seberapa aku akan mati..

https://twitter.com/Elan_Puspa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun