Mohon tunggu...
Ela Nurlaela Komarasari
Ela Nurlaela Komarasari Mohon Tunggu... -

Mantan Fungsionaris sebuah parpol Islam, mantan Reporter media lokal, sekarang PNS di sebuah Instansi Pemerintah dan sedang berjuang untuk mengejar study S3.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kiat Hidup Sukses: Berani Berbuat Licik dan Terus Pelihara Sifat Iri Dengki terhadap Sesama

14 Mei 2014   21:21 Diperbarui: 27 Juni 2017   13:56 5541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

~ Jika kita meyakini bahwa berpikir negatif terhadap orang lain saja adalah SALAH dan membicarakan sisi negatif orang lain juga merupakan suatu KESALAHAN,lalu bagaimana jika kita benar-benar berbuat negatif terhadap orang lain ?mungkin DI ATAS SEGALA SALAH ~

MeskiAnda bukan penggemar sinetron Indonesia,cobalahsesekaliAnda amati bagaimana nasib orang baik dalam sebuah sinetron.Pastiselalu sial, dijahatin orang, didzalimi orang dll selama beratus-ratusepisode lamanya.Sedangkan bahagianyacuma sebentar di episode akhir saja.Itupun kadangcuma digambarkan denganadegan saling berpelukan saja antar sesama pemeran utamalalu the end.Sementaraorangjahat nasibnya selalu beruntung,selamat,segala keinginannya terpenuhidllselamaberatus-ratus episode lamanyadan apesnya cuma sebentar di akhir cerita saja.

Begitupun dalam kehidupan nyata,hampir tak ada bedanya dengan cerita dalam sebuah sinetron.Orang jahat,orang munafik,oranglicik, orang sombong,orang yang punya sifat iri dengki pada orang lain, senang mengadudomba orang, senang melihat orang lain susah dll biasanya panjang umur dan perjalanan hidupnya mulus-mulus saja, bahkan tak sedikit yang sepanjang hidupnya malah selalu dipenuhi dengan keberuntungan.Hartanya berlimpah ruah, pangkatnya tinggi dan tak pernah mengalami kejadian-kejadian buruk dalam sejarah hidupnya.

Mohon maaf tanpa ada tujuan lain selain ingin menjadikannya sebagai sebuah kajian/bahan renungan, Saya mempunyaitetangga yang dahulu hidup miskin dan berperangaisangat buruk.Dua kali dia menikah tapi dua kali pula dia ditinggal kaburoleh suaminya sehingga jadilah ia sebagai janda miskin dengan anak-anak yang masih kecil dan tinggal dalam sebuahrumah kecil berdinding bambu. Namun dalam keadaan sangat memprihatinkan seperti itupun, karakter buruknya tetap menonjol.Diasenang berlama-lama ngobrol di warung untuk menceritakan keburukan orang lain, tertawa-tawa menghina orang lain, bahkan senang pula mengadudomba orang.DIa juga bisa ngedadak seperti orangkebakaranjenggot bila melihat orang lain mendapat keberuntungan karena pada dasarnya dia memang punya sifat iri dengki pada orang lain.

Kebiasaan buruknya itu sudah berlangsungpuluhan tahun lamanya (mungkin sudah sekitar 50 tahunan karena menurut cerita mama, sejak mama balita pun dia sudah seperti itu. Bahkan sekarang keburukannya itu sudah menurun pada anak pertamanya).Namun anehnya meskipun dalam kurun waktu tersebut sudah banyak orang yang merasa tersakiti bahkan dirugikan oleh ucapan dan tindakannya, anehnyatak ada satupun orang yang berani melawannya hingga puluhan tahun lamanya dia tetap berjaya . Bahkan sekarang nasibnya sangat mujur.Mempunyaianak-anak yang bersekolah tinggi,mempunyairumah mewah, mobil mewah, bisa berangkat haji dll sehingga orang semakin segan kepadanya.Saat ini usianya sudah mendekati70 tahun dan sudah bergelar Hajjah (walaupun bukan jaminan), tapikarakter buruknya tidak berubah sedikitpun bahkan semakin menjadi-jadi karena sekarang ditunjang oleh fasilitas yang memadai.Entah rahasia apa yang masih disembunyikan oleh Allah SWT untuk hambaNYA yang satu ini.

Contoh lain,ada juga orangyang sangat serakah pada harta.Sejak usia muda,dia sudah menguasaiharta orang tuanya.Apalagi setelah orang tuanya meninggal dunia,semuanya seakan menjadi milik dia seorang.Dia tidak peduli sama sekali pada nasib kakak-kakaknya dan adik-adiknya, siapapun yang berani melawannya,pasti akan dia habisi seingga tidak ada satupun saudaranya yang mau ambiil resiko.Alhasil semua harta warisanpun jatuh ke tangan dia sehingga sekarang dia berubah menjadi kaya raya.Setelah merasa berhasil dengan mudah menguasai harta keluarganya,diapun mulai berani merampas hak orang lain, mengambil harta orang lain dengan cara-cara tak halal/licik. Misalnya memalsukan data, memalsukan tanda tangan dll. Namun anehnya dia selalu selamat dan uniknya lagi, dia selalu sehat wal’afiat.Tak pernah sekalipun dia jatuh sakit.Sedangkan kakak-kakak dan adik-adiknya banyak yang mempunyai penyakit berat bahkan beberapa diantaranya sudah meninggal duniamendahului dia. Entah rahasia apa pula yang Allah SWT sembunyikan untuk dia.

Tak terkecualidalam dunia kerja,setelah puluhan tahun lamanya bekerja sebagai PNS,saya amati banyak sekali orang-orang munafik /licik yang justru sukses dalam kariernya.Sepertinya takperlu cerdasdalam berpikir,pintar dalam berbicara atau pandaidalam bekerja,dengan sedikitkeahlian untuk menjatuhkan orang lain dan memutarbalikan fakta saja, orang-orangsepertiitu sudah berpeluang besar untuk selangkah lebih maju dibanding dengan yang lain.Apalagi bila ditunjang dengan kepiawaian cari muka pada atasan, maka sempurna sudah langkahnya. Peluangkarier baguspun terbuka lebar untuk mereka.

Karakteristikorang-orang munafik/licik dimanapun berada biasanya hampir sama antara satu dengan yang lain. Jika dia sebagai bawahan, pasti akan bekerja mati-matian agar dipuji oleh atasan. Segalamacam cara akandia lakukan agar dia terlihat menguasai semua pekerjaan dan atasan percaya sepenuhnya pada dia.Dia juga tidak segan-segan menjatuhkanrekan kerjanyasemata-mata agar dia terlihat lebih hebat dari yang laindi mata atasannya. Padahal sebenarnya dia bekerjamaksimal saat dilihat atasan saja.Sementara saat atasan tidak ada di tempat,barulah kelihatan aslinya. Misalnya kalau ada atasan, dia datang dan pulang tepat waktu. Tapi kalau tidak ada atasan, berangkat paling lambat, pulang paling cepat bahkan tidak datang ke kantor sama sekali.

Kalau dia berbuat salah, dia akan mati-matian melakukan pembenaran atas tindakannya.Sedangkan pada orang lain yang tidak berbuat salahpun, akan dia cari-cari kesalahannya. Bila mempunyai kepentingan,biasanya dia akan merasa kepentingannya jauh lebih penting dari kepentingan orang lain seakan dia paling penting sendiri,sedangkan terhadap kepentingan orang lain menganggap tidak penting sama sekali. Dia juga bisa dengan mudah menganggap orang lain bodoh meskibagaimanapun hebatnya,sedangkan dia sendiri merasa paling pintar dengan kemampuanyang sebetulnya tidak seberapa.

Terhadap rekan-rekan kerjanya, dia akan baik di depan tapi tega menusuk daribelakang.Tak jarang dia membicarakan kejelekan atasan di depan rekan-rekannya hanya untuk sekedar memancing opini negatifdari rekan-rekannya danopini negatifitulah yang akan dia laporkan pada atasannya untuk tujuan mengadu domba.Singkatnya, dengan segala macam strategi licik yang dia mainkan, orang-orang sepertiitu memang banyak sekali yang sukses dalam kariernya tanpa pernah terbongkar kedok kemunafikannya.

Sementara orang-orang yang bekerja apa adanya tanpa bermain licik, biasanya merekalah yang akan jadi korbannya.Bagaimanapun pintar dan rajinnya dia dalambekerja,tetap akan terimbas oleh orang-orang munafiik/liicik ini.Apalagi kalau pada dasarnya dia memang tidak begitu pandai dan tidak begitu rajin dalam bekerja , sudah pasti dia akan jadi makanan empukmereka.Segala kekurangan/kejelekan dia pastiakan diekspos besar-besaran oleh orang-orang licik itu sehingga mereka secara otomatis akan terlihat makin hebat dibanding dengan orang-orang ‘lemah’. Apabila ada kesalahan yangberkaitan dengan pekerjaan,biasanya orang-orang ‘lemah’ ini akan dijadikan kambing hitam olehorang-orang licik seakan dialah Sang ‘trouble maker’ dalam setiap persoalan. Sementara Si Licik kebalikannya, bisa memposisikan dirinya sebagai ‘problem solver’atas segala persoalan sehigga dianggap sebagai PAHLAWAN oleh atasan. Dengan kecerdikan Si ‘Licik’ juga bisa membuat Si ‘lemah’ menjadi bulan-bulananatasan sepanjang masa. Sementara orang-orang licik akan tertawa bahagia melihat penderitaan orang-orang ‘lemah’ ini dan posisinya semakin nyaman karena dihujani pujian serta diberi kepercayaan oleh atasan. Orang-orang ‘lemah’seperti ini juga biasanya akan kalah cepat dibanding orang licik dalam mendapat kesempatan untuk berkarier yang lebih baik.Sementara orang-orang licik akan lebih cepat melesat jauh meninggalkan orang-orang yang tidak ‘berdaya’ ini.

Dari 3 sampelyang saya sampaikan tadi (Orang yang mempunyai sifat iri dengki terhadap sesama, orang yang serakah pada harta dan orang yangmemainkan strategilicik dalam bekerja),sepertinyamereka mempunyaikiat yang sama yaitu ‘BERANI BERBUAT LICIK DAN TERUS MEMELIHARA SIFAT IRI DENGKI TERHADAP SESAMA’ dalam menunjang kesuksesan hidupnya.Pertanyaannya sekarang,apakah kita ingin hidup suksesseperti mereka dengan cara yang sama seperti merekapula ?

Hidup sukses memang menjadi impian semua orang, tapi setiap orang berbeda-beda dalam mendefinisikan kesuksesan itu sendiri. Ada yang bicara sukses denganukuran harta dan pangkat,ada juga yang menjadikan pendidikan tinggi sebagai barometernya. Namun tak jarang pula yang mengartikan sukses itu diihat dari besarnya manfaat seseorang terhadap orang lain.

Jika barometerkesuksesan seseorang itu dilihat dari harta dan pangkat/jabatan, maka pantaslah bila ada orang yang menghalalkan segala macam cara semata-mata agar tujuannya tercapai.Dia tidak akan peduli apakah cara yang dia lakukan itu benar atau salah.Dia juga tidak akan memikirkan dosa, yang penting dia berjaya dan bahagia selama hidup di dunia. Sepertinya dia lupa akan kehidupan akhirat kelak sehingga dia membabi buta mengejar dunia. Bagi orang-orang licik yang taat beribadah, sepertinya mereka juga lupa bahwa nilai keberagamaan seseorang itu bukan hanya diihat dari hablum minnallah nya saja, melainkan hablum minannaas nya yang utama.Mereka juga sepertinya lupa bahwa Allah SWT tidak akan keliru menilai mana yang benar dan mana yang salah sertasekecil apapunperbuatan baik ataupun buruk pasti ada balasannya dari Allah SWT.Jika di dunia dia selamat, mungkin di akhirat dia tidak bisa menghindar lagi. Jika dia pribadi selamat tak mendapat balasan buruk apapun atas perbuatan buruknya terhadap orang lain, bisa jadi anak cucunya kelak yang bernasib buruk (walaupun dalam Ajaran Islam tidak mengenal istilah dosa warisan).

Idealnya jika kita menginginkan hal-hal baik dalam diri dan hidup kita, maka harus ditempuh dengan cara-cara yang baik pula. Karena niat dan tujuan yang baik akan menjadi tidak baik kalau dilakukan dengan cara-cara yang tidak baik.Wallahu a’lam bisshawwab….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun