Mohon tunggu...
Rezal Zha
Rezal Zha Mohon Tunggu... -

numpang baca numpang belajar numpang nampang..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masihkah Cucu Kami Jadi TKI

2 Agustus 2010   02:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:23 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hijau merimbuni daratanya biru lautan disekelilingnya itulah negeri indonesia negeri subur serta kaya raya,tapi hatiku selalu bertanya2 kenapa ekspor manusia makin menggila sebait syair lagunya bang rhoma mengawali tulisan ini. Hujan batu di negeri sendiri lebih enak dari pada hujan emas di negeri orang peribahasa ini sangat tak berlaku bagi kami,jangankan hujan emas hujan batupun jarang di negeri kami kalaupun ada hujan batu malah batu beneran batunya para pendemo. Sekitar awal tahun 1993 daerah tempat tinggal saya mulai mengenal kerja jadi TKI ke malaysia, timur tengah dan juga hongkong,pekerjaan bertani sedikit demi sedikit di tinggalkan, hanya org2 tua saja yg  terus melanjutkan,hampir di setiap keluarga ada yg jadi TKI entah itu laki2 atau wanita.Tidak bisa di pungkiri memang dgn adanya tki keadaan ekonomi meningkat,sampai sekarang tki adalah urat nadi perekomian kedua setelah pertanian di kampung saya.dan yang jadi guyonan (anekdot) bila ada bayi lahir perempuan neneknya akan bilang "wah bisa cepet cari duit gantiin emaknya" begitu pula bila lelaki yg lahir kakeknya pun bilang "cepet gede ya nang entar ke malaysia" oalah mbah..mbah...hahaha.. Tapi ada sedikit keprihatinan di hati,begitu mudahnya menjadi tkw terutama ke timur tengah hanya cukup bisa baca tulis lalu lulus tes kesehatan di jamin berangkat dan terima uang pula sebelum berangkat,itulah setrategi calo tki sekarang para calon tkw  tanpa dipungut biaya tapi malah dapat uang saku antara 1,5 hingga 2 juta rupiah,yg lebih memprihatinkan lagi usia yg belum cukup pun dgn mudah di manipulasi,beda dgn tenaga kerja dari negara negara lain usia mereka rata2 di atas 20 tahun. Ini jelas kami butuh pekerjaan dan ditempatkan di manapun kami siap,dgn syarat bikinkan kami undang undang yg jelas kontrak kerja yg jelas perlindungan yg jelas karena jelas jelas kami menghasilkan devisa,dalam hal ini siapa yang bisa bikin itu semua ya jelas pemerintah,agen agen pjtki yg kurang jelas mohon segera ditertipkan,pemerintah jelas punya kuasa beranikah menggunakanya. Andai cucu kami tetep jadi tki semoga jadi tki yg intelek punya keahlian mengandalkan otak bukan cuma tenaga.catatan gambar ambil koleksi fbnya nova zha. Sepenggal syair lagunya bang rhoma kembali sebagai penutup, negara bukan milik golongan ataupun milik perseorangan dari itu janganlah seenaknya memperkaya diri membabi buta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun