Ninoy karundeng,seorang penulis lepas dan penggiat meda sosial, diculik dan dianiaya oleh sekelompok orang, saat tidak sengaja berpapasan dengan peserta demo Mujahid 212. ( sumber )
Ninoy Karundeng bukanlah siapa-siapa, bukan pula prajurit atau tentara apalagi polisi.
Walaupun dia bukan siapa-siapa,  tapi Ninoy seorang penulis  yang cukup handal untuk bisa mempengaruhi orang yang membacanya.
Ninoy bukan asal nyinyir dan hoax, apa yang dikemukakan dalam tulisan-tulisan artikel selalu masuk akal.
Merupakan kesalahan besar, menganiaya seorang penulis.
Karena apa..
Seorang  Napoleon Bonaparte-pun ketakutan terhadap penulis.  Sang penguasa Perancis abad 18 ini pernah berkata ; Seribu meriam tidak akan membuat aku mundur dari peperangan, tetapi satu ujung pena penulis, membuatku berpikir seribu kali untuk melawan.
Jengis Khan, penguasa Mongolia, pernah mengatakan, berkat kekuatan tulisan dari seorang penulis, dirinya bisa menggenggam separoh dunia.
Sayyid Quth, seorang penyair Mesir, mengatakan bahwa satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala.
Secara fisik mereka bisa menyiksa dan menganiaya tubuh seorang penulis, tapi ide yang tidak terbatas di dalam otak penulis itu yang menakutkan.
Yang menculik dan menganiaya tidak menyadari kalau dirinya berurusan dengan sebuah kekuatan yang maha dasyat, yang pelan tapi pasti akan melumatkan mereka melebihi senjata apapun.