Mohon tunggu...
Elang ML
Elang ML Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Hukum Univeristas Indonesia 2016

Mahasiswa yang kadang-kadang menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kemenangan Terpenting Manchester City Bukan di Lapangan Sepak Bola

14 Juli 2020   23:58 Diperbarui: 15 Juli 2020   00:43 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau mempertimbangkan dampak finansial tidak langsungnya, keberhasilan Liga Champions berbanding lurus dengan commercial income. Sebagai referensi kenaikan pendapatan Liverpool dengan menjuarai Liga Champions di tahun 2019 menghadirkan kenaikan pendapatan sebesar 34 juta Euro hanya dari commercial income.

Bagaimana dengan City, Pendapatan langsung City dari liga Champions mencapai 72.6 juta Dollar Amerika. Maka apabila selama satu tahun saja City dilarang, laporan Forbes menyebutkan dampak langsungnya bisa mencapai 77 Juta Dolar dengan asumsi pencapaian yang sama. 

Hal tersebut mungkin lebih tinggi lagi mengingat City menjadi tim favorit juara Liga Champions menurut berbagai situs judi. Tambahkan dengan denda dari UEFA yang mencapai 32.4 juta Dollar maka dapatlah kita perkirakan angkanya sekitar 100 juta Dollar, atau bahkan lebih dengan asumsi City sangat berpotensi memperbaiki prestasinya.

Untuk menambah permasalahan pelik City, jangan lupa berbagai pendapatan terutama pendapatan komersial cenderung sensitif terhadap prestasi, ingat bahwa sponsor ingin diasosiasikan dengan para juara. Angka 77 juta Dollar tersebut baru mempertimbangkan honor dan pendapatan brodcasting dari liga champions. 

Penurunan prestasi, sebagaimana dibahas tentu akan berdampak  pada penurunan commercial value, dan pendapatan komersial City. Angkanya tentu sulit dihitung, namun melihat bagaimana bergantungnya tim sepakbola atas pendapatan komersil hasilnya tentu sangat mengerikan bagi keuangan City.

Kombinasi tidak ada kompetisi kontinental dan keuangan yang memburuk tentu akan menyulitkan City untuk merestorasi squadnya yang mulai menua di beberapa sektor penting. 

Pertama karena uang, kedua karena pride. Tanpa ada keduanya pemain top mana yang mau berjibaku di "cold rainy night in Stoke" dan berhadapan dengan bek bar-bar khas tim medioker Britania tanpa ada harapan bermain di Eropa atau gaji yang besar. Kalau mau main di Inggris jauh lebih mending milih atmosfer Anfield atau Old Trafford. 

Atau bahkan pilih tim non-Inggris seperti Madrid atau Barcelona yang bermain di Liga Spanyol, Italia yang cuacanya cenderung bersahabat, atau Munchen yang pasti juara. 

Yang pasti  bermain di cuaca britania yang hujannya menyiksa, pers yang kejam, ekspektasi supporter yang sering kebablasan, dan disi tim khas britania seperti Burnley, Stoke, Milwall, atau Birmingham yang punya kebiasaan buruk mematahkan kaki pemain yang jago mendribel, tanpa gaji yang besar dan potensi Liga Champions pastinya tidak "worth it" bagi pemain hebat.

Justru dengan keuangan yang tercekek, dan tanpa kompetisi Eropa mungkin saja City akan ditinggalkan para pemain bintangnya dan bukan tidak mungkin pelatih karismatiknya. 

Selain karena ambisi, sebagaimana telah saya tadi banyak tim besar Eropa yang menargetkan Liga Champions memiliki perencanaan keuangan sesuai dengan pendapatan dari UCL. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun