BELUM ada keputusan pasti, apakah Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta akan digelar sesuai jadwal semula, yakni pada tahun 2022 atau tetap mengacu pada UU nomor 10 tahun 2016. Yang berarti bakal digelar berbarengan dengan Pilpres dan Pileg pada tahun 2024.Â
Namun, seandainya Pilgub DKI jadi digelar pada tahun 2022, kemungkinan besar bakal kembali terjadi pertarungan alot. Tentu dengan nama kandidat berbeda.Â
Kecuali, Anies Baswedan yang sudah bisa dipastikan kembali mencalonkan diri demi terus mendapatkan panggung politik. Ada beberapa nama baru yang dianggap potensial maju dalam perebutan kursi kepemimpinan di ibu kota negara tersebut. Sebut saja Mensos Tri Rismaharini, Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Wagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Fatria, dan boleh jadi ada nama-nama lain yang menjadi kuda hitam. Who know?Â
Namun demikian, sementara ini kita fokus saja pada kalkulasi politik keempat nama di atas. Siapa dipasangkan dengan siapa, dan dimana posisi mereka.Â
Bila melihat konstelasi politik nasional hari ini, PDI-P dengan Partai Gerindra sepertinya tengah terjalin erat. Mereka digadang-gadang bakal menjalin koalisi untuk memperebutkan kursi kepemimpinan nasional. Pilpres 2024.Â
Mengacu pada hal itu, maka Pilgub DKI sebagai kiblat politik tanah air jelas terlalu penting untuk dilewatkan. Selain kontribusi suara pemilihnya gemuk. Jakarta juga sebagai etalase negara yang segala sesuatunya sangat mampu mempengaruhi peta politik nasional.Â
Maka, demi proyeksi strategis Pilpres 2024, tidak menutup kemungkinan PDI-P dan Partai Gerindra akan mengulang kembali koalisi Pilgub DKI, seperti pernah dilakukan pada tahun 2012 lalu. Kala itu koalisi ini mengusung pasangan Jokowi-Ahok. Dan, hasilnya memuaskan. Mereka mampu menumbangkan pasangan petahana. Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.Â
Bila koalisi PDI-P-Gerindra kembali terjalin, sepertinya nama Risma---panggilan akrab Tri Rismaharini akan diplot partainya sebagai calon gubernur. Rasanya, mereka enggan jika hanya ditempatkan nomor dua.Â
Alasannya jelas. PDI-P merasa sebagai partai besar pemenang pemilu 2019, dan jagoan yang bakal diusungnya pun bukan kaleng-kaleng. Risma adalah tokoh politik yang sejauh ini cukup banyak mendapat perhatian dan simpati publik.Â
Bahkan, mantan Wali Kota Surabaya ini juga kerap masuk bursa kandidat Pilpres. Artinya, kualitas kepemimpinan, popularitas serta elektabilitas Risma bisa disebut lebih unggul dibanding dengan Ahmad Riza Fatria. Jamak, jika PDI-P menginginkan posisi nomor satu.Â
Jadi, bila koalisi kedua partai besar ini terwujud, maka kemungkinan besar pasangan calonnya adalah Risma-Ahmad Riza.Â