Boleh jadi hasil Pilkada Kota Surabaya tidak akan berubah, meski dilakukan gugatan ke MK. Namun, bila isi pokok gugatannya terus digoreng oleh pihak-pihak tidak senang terhadap Risma, bukan mustahil akan mampu menciderai citra politik Risma itu sendiri.Â
Apalagi, seperti diketahui dalam beberapa waktu terakhir, Risma juga telah banyak menerima kritikan dan sindiran pedas dari para elite politik nasional, atas aksi blusukannya di DKI Jakarta. Diduga kuat dan dipercaya oleh beberapa pengamat politik, segala macam serangan terhadap Risma tersebut erat kaitannya dengan perhelatan Pilkada DKI Jakarta 2022.Â
Aksi blusukan Risma yang banyak mendapat reaksi positif dan simpati penduduk ibu kota dinilai mengancam dan membahayakan peluang kandidat lain. Salah satu yang sudah pasti adalah sang petahana, Anies Baswedan. Kemudian, berhembus kencang pula nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ketua Partai Demokrat ini diam-diam katanya bakal terjun pada perebutan kursi DKI 1. Hal ini untuk memperkuat posisi tawarnya pada ajang Pilpres 2024.Â
Artinya, Siapapun diantara Anies atau AHY mampu menjadi Gubernur DKI Jakarta, maka peluangnya maju pilpres 2024 jauh lebih besar. Sebab, sebagai penguasa ibu kota bakal memiliki panggung politik strategis. Jabatannya tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengkatrol elektabilitas dan popularitas sekaligus.Â
Nah, baik Anies atau AHY jelas sangat mendambakan jabatan Gubernur DKI sebagai batu loncatan untuk karir politik lebih tinggi. Hanya saja, ambisinya ini bakal terancam gagal bila Risma yang juga disebut-sebut bakal dicalonkan PDI Perjuangan mendapat simpati penduduk ibu kota.Â
Maka, tak heran ketika dirinya menyisir Kota Jakarta, kemudian bertemu dengan beberapa masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dan memberikan solusi, pihak-pihak berkepentingan langsung kebakaran jenggot. Mereka menuduh Risma sedang melakukan pencitraan, Risma sedang main drama dan lain sebagainya.Â
Namun begitu, semua itu wajar dalam politik. Tinggal sejauh mana Risma mampu menghadapi serangan-serangan pihak lawan yang jelas bakal jauh lebih besar ketika dia sedang menjabat Wali Kota Surabaya.Â
Bila memang Risma berniat nyagub di DKI, anggap saja semua serangan itu sebagai kawah candradimuka dirinya agar menjadi lebih kuat, lebih tegar dalam menggeluti kancah politik nasional. Mampu? menarik kita tunggu.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H