Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Risma dan Drama Thamrin

7 Januari 2021   18:32 Diperbarui: 7 Januari 2021   18:45 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, bila aksi blusukan Risma dianggap drama pencitraan rasanya hanya wujud tidak senang dari pihak-pihak yang merasa terancam oleh kehadirannya. Sedangkan masalah tunawisma di Jalan Thamrin memang masih harus diselidiki lebih jauh kebenarannya. Apakah ini skenario atau alasan dari pihak-pihak yang tidak ingin boroknya terbongkar? 

Andai saja adanya tunawisma di Jalan Thamrin itu adalah drama atau hasil skenario, rasanya bukan atas kehendak Risma. Boleh jadi ini ide atau strategi politik dari partai tempat Risma bernaung. PDI Perjuangan. 

Maaf, bukan hendak menyudutkan. Namun, sudah menjadi rahasia umum jika partai politik sarat dengan intrik. Mereka selalu mencari cara dan memanfaatkan momentum untuk meningkatkan elektoral, sekaligus menjatuhkan lawan politiknya. 

Bukan mustahil, PDI Perjuangan terus menjadi guide gerak langkah Risma demi mencapai titik sasaran yang diinginkan. Hal ini bisa saja menurut mereka perlu dilakukan, agar citra positif Risma yang telah bagus menjadi jauh lebih baik lagi. 

Untuk apa? 

Berdasarkan wacana yang berkembang, Risma telah diplot PDI Perjuangan untuk maju dalam perebutan kursi kekuasaan di DKI Jakarta. Tentu, bukan perkara gampang bisa menaklukan kota yang penduduknya heterogen. 

Dalam hal ini, butuh kepercayaan dan simpati publik luar biasa bila pencalonan Risma berjalan mulus. Salah satu caranya dengan menerapkan sedikit intrik politik supaya Risma benar-benar dinilai mendapat simpati sepenuhnya dari masyarakat ibu kota. 

Kendati demikian, mestinya biarlah citra positif Risma mengalir wajar. Tanpa harus dibumbui intrik politik pun, nama Risma sudah harum. Daripada dipaksakan pencitraan dengan cara drama malah bakal berakibat blunder. Alih-alih mendapat simpati, yang ada malah sebaliknya.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun