SEBELUM membahas tentang isi judul di atas, ada baiknya kita sentil sedikit tentang sikap Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang masih diam seribu bahasa. Entah sedang galau, atau memang tengah irit bicara. Entahlah.Â
Namun, yang pasti sikap diamnya Ketua Umum Partai Gerindra ini menyebabkan di internal partai terjadi dua faksi pandangan politik. Dua faksi dimaksud adalah terkait bedanya pernyataan Rahayu Saraswati dengan Fadli Zon soal pembubaran Front Pembela Islam (FPI).Â
Rahayu yang juga keponakan Prabowo dengan tegas mendukung sikap pemerintah membubarkan FPI, bahkan menganggapnya sebagai organisasi terlarang. Sedangkan, Fadli Zon bersikap sebaliknya.Â
Fadli berpendapat, pembubaran ormas Islam besutan Habib Rizieq tersebut sebagai bentuk arogansi pemerintah dalam membungkam kebebasan berpendapat dan berserikat. Fadli juga menuduh pemerintah telah mencederai semangat demokrasi.Â
Sekilas, perbedaan pandangan politik dalam tubuh partai adalah lumrah. Padahal, tanpa disadari hal ini mencerminkan ada hal yang salah dalam tubuh partai tersebut.Â
Parahnya, belum ada kabar atau berita yang saya baca, bahwa Prabowo Subianto turun gunung untuk menyelesaikan masalah ini. Upst, jangan-jangan memang sudah diselesaikan dengan diam-diam. Kembali, entahlah.Â
Namun begitu, biarlah itu menjadi urusan internal politik mereka. Kita lihat saja apa yang bakal terjadi kemudian. Sekarang kita kembali pada maksud judul artikel ini.Â
Semua sudah pada paham bahwa Fadli Zon sangat dekat dengan FPI. Terbukti, dia termasuk tokoh politik yang paling getol membela ormas Islam ini. Bahkan, dia juga termasuk salah seorang politisi yang sowan ke kediaman Habib Rizieq, saat yang bersangkutan baru tiba di tanah air.Â
Dari sudut pandang politik, pembelaan dan kedekatan Fadli dengan FPI masih bisa disebut wajar. Toh, semua itu hampir dipastikan ada udang di balik batu.Â
Artinya, Fadli mengharapkan sesuatu atas semua yang dilakukannya. Meski, sebenarnya dari kacamata etika, hal itu tak layak. Mengingat status partainya sebagai pendukung pemerintah.Â
Namun, apa yang dinyatakan Fadli Zon seperti dikutip detiknews pada program 20 detik cukup menggelikan atau bahkan cenderung konyol. Pembelaan Fadli terhadap FPI kali ini sangat membabi buta. Seolah, logika berpikir Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini sudah terbalik.Â