Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hapus Cuitan dan Mohon Maaf, Said Didu Ciut "Dengar" Kata Polisi?

24 Desember 2020   23:03 Diperbarui: 24 Desember 2020   23:07 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


MANTAN Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali membuat heboh publik tanah air, khususnya jagat maya. Cuitannya di akun twitter memantik beragam persepsi publik. Bila tetap dibiarkan kemungkinan akan menimbulkan sorotan negatif terhadap pemerintah. 

Cuitan Said Didu di akun twitternya yang kemudian dihapus ini merespon pernyataan Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari soal digantinya Fachrul Razi oleh Gus Yaqut sebagai Menteri Agama (Menag). Hanya saja respon Didu ini agak sedikit dipelintir. 

"Terima kasih atas penjelasan mas Qodari. Akhirnya kami tahu bahwa Bapak Presiden inginkan Menag untuk "menggebuk" Islam. Sekali lagi terima kasih," tulis Said Didu. Dikutip dari CNNIndonesia. 

Padahal, pernyataan Qodari bukan seperti yang dicuitkan pria kelahiran Pinrang, 2 Mei 1962 tersebut. Dalam pernyataannya, Qodari hanya menyebut bahwa dipilihnya Gus Yaqut sebagai Menag bisa membentengi pemerintah dan masyarakat tanah air dari kelompok Islam tertentu. Soalnya, rekam jejak Ketua GP Ansor ini terkenal anti radikalisme dan ormas-ormas radikal. 

"Soal Gus Yaqut, dia keras kepada kelompok Islam tertentu, itu yang dicari presiden dari Yaqut ya. Bahwa selama ini Yaqut keras kepada kelompok-kelompok yang sekarang berhadapan dengan pemerintah. Jadi kuat ideologi, kuat pertarungan ideologi, head to head gitu," kata Qodari. Dikutip dari detikcom. 

Bila dicermati dengan seksama antara pernyataan Qodari dan respon Said Didu adalah dua persepsi berbeda. Dalam hal ini, Qodari hanya menyebutkan narasi "kelompok Islam tertentu". Artinya bukan kelompok Islam secara universal atau keseluruhan. 

Kelompok Islam yang dimaksud Qodari tentu saja mudah ditebak. Yaitu, kelompok yang selama ini kerap bertindak atau berbau radikalisme. Misal FPI dan ormas-ormas sejenisnya. 

Namun, apa yang disampaikan Said Didu lewat cuitannya sama sekali tidak membubuhkan kata "tertentu". Ia hanya menulis "kelompok Islam". Artinya bila diterjemahkan secara bebas, maksud Didu adalah Islam secara keseluruhan tanpa memandang kelompok atau aliran manapun. Setiap kelompok atau masyarakat yang beragama Islam akan berhadapan dengan pemerintah. 

Narasi yang dibangun Didu lewat cuitan akun twitternya jelas akan memancing amarah umat Islam tanah air bila saja cuitannya tersebut ditelan bulat-bulat. Apa yang disampaikan Said Didu tak beda halnya dengan narasi provokatif agar seluruh umat Islam tanah air membenci pemerintah. 

Karena cuitan Didu yang dianggap provokatif dan berpotensi memecah belah bangsa, Ketua PAC Ansor Jagakarsa, Wawan, melaporkannya pada pihak Bareskrim Polri. Eh, tatkala mendengar kata polisi atau dilaporkan pada kepolisian yang bersangkutan seolah langsung ciut hatinya. 

Said Didu menghapus cuitannya. Dan, kemudian memohon maaf. Permohonannya ini kembali disampaikan Didu lewat cuitan di akun twitter pribadinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun