KASUS kerumunan massa Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhamad Rizieq Shihab (MRS) terus menjadi diskursus publik dan melebar kemana-mana. Bahkan, memantik perseteruan antara Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD.Â
Pasca dimintai keterangan sebagai saksi atas kerumunan massa di Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Kang Emil---Sapaan akrab Ridwan Kamil menyampaikan bahwa yang harus bertanggungjawab atas terjadinya kerumunan massa MRS ini adalah Menkopolhukam, Mahfud MD. Pemberian izin penjemputan MRS di Bandara Soeta oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi sepanjang tertib dan damai ditafsirkan berbeda oleh para pendukung pimpinan FPI dimaksud, sehingga menimbulkan kerumunan massa yang luar biasa.Â
Statement Kang Emil rupanya tidak dibantah Mahfud. Melalui cuitan akun twitter pribadinya, dia siap bertanggungjawab bila dianggap sebagai biang kerok terjadinya kerumunan massa MRS.Â
Beruntung, Mahfud MD bersikap cukup bijak dan tidak balik menyerang atau membantah pernyataan Kang Emil. Dia bahkan siap bertanggungjawab bila memang pernyataannya dianggap cikal-bakal terjadinya kekisruhan.Â
Bila Mahfud tidak terima dan kemudian menyerang balik Kang Emil, tentu perseteruan ini akan semakin panas dan panjang. Alih-alih disibukan dengan tugasnya sebagai pejabat publik, malah sibuk mencari pembenaran serta saling serang statement dan menjadi bahan tertawaan publik serta pihak-pihak yang tidak senang terhadap keduanya.Â
Lepas dari sikap ksatria Mahdud MD, tudingan Kang Emil memang cukup mengagetkan. Bahkan tudingan tak disangka ini sempat dibahas penulis bersama teman-teman di grup WhatsApp.Â
Rata-rata berpendapat bahwa opini Kang Emil ini cenderung aneh dan bukan atas dasar keinginannya sendiri. Dia seperti mendapat "bisikan gaib". Tentu, bisikan ini bukan tentang perkara mistis, melainkan ada pihak-pihak yang mengendalikan Kang untuk mencoreng nama baik Mahfud MD.Â
Masuk akal, lantaran sebelumnya Kang Emil menegaskan akan bertanggung jawab atas kerumunan massa yang terjadi. Ia juga memohon maaf kepada masyarakat jika telah mengganggu ketertiban dan menjadi cemas. Istilah kata, pernyataan Kang Emil ini menyiratkan seorang tipikal pemimpin yang gagah dan ksatria. Selaku penduduk Jawa Barat, penulis pun sempat merasa bangga atas sikapnya itu.Â
Eh, tapi kenapa sebulan kemudian sikap Kang Emil jadi jungkir balik. Dia malah menyeret Menkopolhukam, Mahfud MD. Kenapa? Menarik kita telisik.Â
Tudingan Kang Emil rasanya sulit dipahami sebagai salah omong. Teman-teman WAG menduga opini yang dibangunnya cenderung bernuansa politis. Lagi, masalah Pilpres 2024.