HUBUNGAN diplomatik dan bilateral Indonesia dengan Malaysia memang saat ini adem ayem saja. Jamak, kedua negara selain masih satu rumpun melayu juga di satukan dalam satu ikatan negara-negara yang tergabung dalam perhimpunan bangsa-bangsa se-Asia Tenggara atau ASEAN.
ASEAN ini sendiri berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 silam dengan tujuan untuk menciptakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara berjalan dengan damai, aman, stabil dan sejahtera.
Jarang kita dengar pada era yang sudah maju ini perseteruan atau tensi panas antara Indonesia dengan negara-negara sesama anggota ASEAN. Baik itu dengan Filipina, Brunei, Thailand atau Vietnam, Kamboja, Laos maupun Singapura. Beda halnya dengan Negara Tetangga yang satu ini, Malaysia.
Meski tidak pernah kita lihat ketegangan yang membahayakan hingga mengancam stabilitas keamanan kedua negara. Tapi, dalam momen-momen tertentu, tensi panas kerap terjadi.
Setidaknya ada dua momen yang acap hubungan kedua negara sedikit terganggu.
1. Pertandingan Sepak Bola
Bagi yang gemar dengan olahraga satu ini pasti sering menonton pertandingan kesebelasan nasional kedua negara ini, bukan?
Ya, pertandingan yang melibatkan Garuda Indonesia versus Harimau Malaya ini seolah ada pyswar lebih dalam setiap laga yang dilakoninya. Tidak saja terjadi di lapangan, di luar lapangan lebih lagi. Para supporter kedua negara sering kali tidak mau mengalah dan terkesan tak pernah akur.
Ego masing-masing begitu kental dan masing-masing memperlihatkan rasa nasionalisme tinggi. Sehingga sering berujung adu mulut hingga saling ejek yang cenderung sarkasme.
Teriakan atau tulisan di spanduk-spanduk besar dengan tulisan "Ganyang Malaysia" di fihak supporter Indonesia dan "Ganyang Indonesia" berada di fihak Malaysia menjadikan tensi laga sepak bola diantara kedua negara bertetangga ini selalu dalam tensi yang sangat panas.
2. Perlakuan Kurang Etis Terhadap TKI
Terganggunya hubungan kedua negara lainnya acap ditimbulkan oleh banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) di Negeri Jiran tersebut.