PANDEMI virus corona atau covid-19 tak terbantahkan lagi telah mampu memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan bersosial, dan menghentikan agenda rutin cabang olahraga, termasuk sepakbola.
Bicara sepakbola, tentu saja tak bisa dinafikan juga dengan kompetisi liga terbaik di dunia yaitu English Premiere League (EPL) atau di tanah air dikenalnya dengan sebutan Liga Primer Inggris.
Ya, karena negara Ratu Elizabeth ini juga termasuk salah salah satu negara yang terkena dampak penyebaran virus asal Wuhan, China tersebut. Maka, dengan sangat terpaksa harus menghentikan sementara kegiatan seluruh liga sepakbolanya termasuk EPL sebagai liga kasta tertinggi.
Dengan dihentikannya roda kompetisi, jelas sudah bisa dipastikan berapa besar kerugian materi yang harus ditanggung oleh klub-klub liga primer Inggris tersebut. Namun, terlepas dari semua itu yang paling dibuat khawatir dan deg-degan dengan diberhentikannya liga tentu saja Liverpool.
Kenapa?
Betapa tidak, sebelum kompetisi dihentikan, klub yang diasuh oleh pelatih asal Jerman, Jurgen Klopp ini tengah berada di atas angin dan berpeluang sangat besar untuk menjadi juara untuk pertama kalinya setelah terakhir kali meraihnya pada musim 1989/1990 atau tiga dekade silam.
Ya, The Reds julukan Liverpool hanya butuh dua kemenangan atau enam poin tambahan untuk meraih mimpi panjangnya mengangkat tropy liga primer Inggris. Pasalnya saat kompetisi dihentikan, Mohamad Salah dan kawan-kawan tengah nangkring di puncak klasemen dengan raihan 82 poin dari 29 pertandingan, unggul jauh dari pesaing terdekatnya Manchester City yang baru mengoleksi 57 poin dari 28 laga.
Jadi, jika Liverpool mampu mengantongi dua kemenangan lagi dari 9 laga tersisa berarti jumlah poin yang akan diperoleh adalah 88. Jumlah ini sudah tidak mungkin dapat lagi dikejar oleh Manchester City. Sebab, dengan menyisakan 10 laga sisa, poin maksimal yang diperoleh oleh juara bertahan musim lalu tersebut hanya 87 poin.
Tapi, siapa sangka saat gelar juara telah berada di depan mata, pandemi covid-19 membuyarkan semuanya. Dan, The Reds pun terancam harus mengubur mimpinya dalam-dalam. Sebab, beredar isu bahwa ada opsi liga primer Inggris akan dihentikan dan tidak ada penentuan juara untuk musim ini.
Jika FA (Federasi sepak bola Inggris) mengambil opsi tersebut sudah bisa dipastikan merupakan kerugian besar bagi Liverpool. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan menggoyahkan mental para pemainnya.
Betapa tidak, perjuangan yang dirajut sejak awal kompetisi dengan segala peluh dan berdarah-darah tiba-tiba harus ditaklukan oleh pandemi covid-19. Lebih menyakitkan lagi, mereka hanya tinggal mencuri dua kemenangan lagi. Tentu saja rasanya hal itu bukan perkara yang terlalu sulit bagi Liverpool.
Beruntung, sepertinya FA tidak mengambil opsi ekstreem seperti yang dikhawatirkan Liverpool dan pendukung fanatiknya. Federasi sepak bola tertinggi Inggris itu rencananya akan kembali melanjutkan sisa laga kompetisi, hingga benar-benar berakhir.