Entah kenapa?
Bulan rasanya begitu pelit, menyimpan cahayanya untuk dinikmati sendiri
Disini, bumi kian beku, dalam sepi, menua dan renta
Rapuh, meski urat nadiku menegang menerjang gemuruhnya suara mesin menerjang rintiknya hujan
Entah kenapa?
Begitu sulit mengikuti jejak jawaban yang kau taburkan
Bila engkau bertanya tentang rasa sakit? Sabetan pedang tidak akan membuat darahku jatuh meski hanya satu titik sebesar gerimis
Jauh di dalam rongga di tengah dada, ada luka menganga menanti engkau yang diselimuti buramnya kabut tak pasti
Sumedang, 290520
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H