Tak sedikit pihak menuding, ditunjuknya Ruang Guru sebagai mitra kerja pemerintah dalam hal pelatihan dan pendidikan online lantaran keberadaan Devara yang berposisi sebagai Stafsus Jokowi. Hingga, dia mendaptakna akses untuk menggarap proyek dimaksud dengan nilai triliunan rupiah.
Sepertinya, Devara sadar betul dengan polemik yang terjadi. Dia lantas mengambil sikap tegas dengan menanggalkan jabatannya sebagai stafsus guna menghindari konflik kepentingan yang berkepanjangan.
Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangan kedua Stafsus Jokowi yang mengundurkan diri dari jabatannya. Ada satu pelajaran penting yang bisa dipetik oleh siapapun mereka yang saat ini sedang menjabat di posisi dan lembaga apapun. Yaitu tentang kedewasaan bersikap dan memiliki rasa malu.
Kenapa?
Boleh jadi Andi dan Devara tidak ada sedikitpun niat guna memanfaatkan posisinya sebagai Stafsus Jokowi demi keuntungan pribadi, seperti dituduhkan banyak pihak. Dengan kata lain, kedua sosok milenial ini tak begitu bersalah.
Namun, mereka tidak egois dan keukeuh mempertahankan posisinya. Sebab mereka tahu bahwa publik sudah banyak yang meragukannya.Â
Maka, daripada posisinya ini terus menjadi sorotan tajam masyarakat, maka mengundurkan diri adalah pilihan terbaik guna memutus segala konflik kepentingan atau polemik yang terjadi.
Fenomena Langka
Sekilas, dengan mundurnya dua Stafsus milenial Jokowi adalah hal wajar karena memang tengah menjadi sorotan tajam publik tanah air.
Tapi, dalam pandangan penulis, sikap yang diperlihatkan Andi dan Devara adalah sikap dewasa yang diperlihatkan seorang pejabat publik. Dan ini merupakan fenomena langka, alias sangat jarang terjadi di pemerintahan tanah air.
Seperti kita ketahui, tak sedikit bahkan banyak pejabat di tanah air yang dengan segala daya upayanya mempertahankan jabatan yang diduduki. Meski sudah banyak tuduhan miring hingga hujatan, tetap saja para pejabat tersebut cuek. Dan terus mencari pembenarannya sendiri.