Maka dari itu, sekali lagi Prabowo meminta seluruh kader Partai Gerimdra mengikuti langkah dirinya yang juga percaya terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Menurutnya, bahwa seorang pemimpin tidak akan mungkin mengambil keputusan yang bakal merugikan partai, apalagi rakyat, bangsa dan negara.
Sangat beralasan dan memang seharusnya jika Prabowo Subianto begitu kuat membela dan bersaksi tentang kinerja Presiden Jokowi khususnya dalam menghadapi wabah covid-19. Bagaimanapun, dia adalah pembantunya di pemerintahan Jokowi sebagai Menhan.
Hanya saja, ketika Prabowo sampai menyempatkan waktu luang dan berlaku sebagai petinggi partai, rasanya cukup menimbulkan rasa penasaran penulis. Ada apa di balik semua ini?
Boleh jadi, taklimat yang disampaikan Prabowo tersebut murni atas inisiatif dirinya bersama beberapa petinggi partai guna meredam kadernya yang selama ini masih gemar mengkritisi pemerintah. Sebagai pihak yang sudah bergabung dengan koalisi pemerintah, dia merasa perlu bersikap dan menyeru terhadap para kadernya.
Tapi, sejujurnya penulis melihat hal lain. Dalam hal ini, sepertinya taklimat yang disampaikan Prabowo adalah hasil rundingan sebelumnya dengan pihak pemerintah.
Kenapa?
Seperti diketahui, selama mewabahnya virus corona di tanah air, pemerintah terus dihujani kritik dari berbagai kalangan dan mendapat sorotan negatif dari masyarakat. Hal ini tak lepas dari kebijakan pemerintah yang dianggap lamban dan tidak tegas, sehingga wabah virus corona semakin masif penyebarannya di seluruh Nusantara.
Diakui atau tidak, dengan banyaknya kritik serta sorotan negatif terus menerus dari masyarakat, perlahan akan membuat Presiden Jokowi under preasure atau di bawah tekanan. Untuk itu, dibutuhkan figur lain yang bisa menangkis dan menjernihkan suasana. Sosok ini jelas harus bisa dianggap dan dipercaya publik.
Maka, dimunculkanlah sosok Prabowo Subianto. Selain sebagai seorang pejabat tinggi di pemerintahan, dia juga merupakan Ketum partai, sehingga ucapannya diharapkan bisa menafikan segala keraguan publik tanah air terkait kinerja pemerintah dalam hal penanganan virus corona.
Terlebih, selama ini kader dari partai Prabowo lah yang "rutin" mengkritisi pemerintah terkait penanganan wabah virus asal Wuhan, Cina tersebut. Yaitu, datang dari Fadli Zon dan Desmond Junaidi Mahendra.
Ini hanya hipotesa penulis. Artinya sangat besar kemungkinan akan berbeda dengan para pembaca budiman di luar sana. Tidak apa-apa, perbedaan adalah hak masing-masing individu. Selam itu tidak berbenturan dan bermusuhan, perbedaan adalah indah.