Anggota DPR RI ini menjelaskan, sejarah mencatat setiap wabah penyakit maka berikutnya pasti diiringi dengan kelaparan yang merebak di mana-mana.
"Kalaupun pemerintah sanggup menjaga stok beras dan kebutuhan pokok lainnya dengan impor dan beragam cara lainnya, namun demikian, dengan ketiadaan pekerjaan dan pendapatan maka belum tentu juga masyarakat akan mampu membeli beras dan kebutuhan pokok yang di siapkan itu. Ujungnya tetap saja rakyat kelaparan," kata Adian. Dikutip dari Pojoksatu.id.
Pada kesempatan tersebut, Adian juga menyebut, jika situasi hari ini semakin memburuk dalam 2 atau 3 bulan ke depan, maka kondisi rakyat seperti rumput kering yang mudah terbakar, bahkan oleh isu yang sangat remeh sekalipun.
"Sesepele apapun trigernya bisa menimbulkan ledakan yang mungkin tidak kita sanggup prediksi besarnya," kata Adian.
Menurut Adian, potensi konflik sosial dan kriminalitas dalam beragam bentuknya potensial besar terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Bisa Juni, Juli atau Agustus.
"Kenapa demikian? Karena beberapa bulan ke depan ketakutan akan wabah penyakit, keputusasaan pada hilangnya pekerjaan dan pendapatan bercampur di dalam dada yang sama dari tubuh dengan perut yang juga di dera kelaparan. Campuran 3 hal ini bisa menjadi energi kemarahan yang luar biasa," katanya.
Masih dilansir Pojoksatu.id, Dia meminta semua pihak termasuk menteri dan gubernur sama-sama fokus menangani virus corona dan meredam dulu ambisinya untuk menjadi capres 2024.