DALAM istilah cabang olah raga sepak bola, kita tentunya paham dan mungkin juga sudah akrab dengan sebutan double winner.Â
Biasanya sebutan ini disematkan pada sebuah tim yang sukses meraih gelar ganda di liga domestik. Baik itu pada kompetisi liga reguler dengan sistim kompetisi penuh atau menggunakan sistim setengah kompetisi.
Sebagai contoh, di Liga Ingris, sebuah klub disebut memenangi double winner apabila memenangi piala Liga Primer dan Piala FA. Di Spanyol, tentunya memenangi kompetisi La Liga dan Copa de Rey. Sedangkan di Italia, sebuah tim memenangi double winner jika sukses meraih titel juara Seria A dan Piala Copa Italia.
Artinya, secara definisi sederhana, double winner ini adalah dimana sebuah klub atau tim memenangi gelar ganda.
Tentu saja, memenangi gelar ganda ini adalah sebuah impian seluruh klub sepak bola di kompetisi negara manapun. Sebab, ini menunjukan kualitas, kedigdayaan, kebanggaan dan sekaligus otomatis pundi-pundi uang pun mengalir ke kantong atau rekening klub.
Itu jika double winner diukur dari segi prestasi. Tapi, apa jadinya jika sebutan double winner ini digunakan untuk catatan musibah suatu negara.Â
Sudah pasti siapapun atau negara manapun akan berusaha untuk menghindari. Sebab, tidak ada kebanggaan atau kejayaan. Sebaliknya, malah menuai kesengsaan.
Namun, untung tak bisa di raih malang tak bisa ditolak. Inilah yang terjadi pada negara super power Amerika Serikat (AS). Negara Paman Sam kin tercatat sebagai negara paling parah oleh keganasan pandemi virus corona atau COVID-19.
Tidak hanya mencatatkan sebagai negara paling tinggi dalam jumlah kasus positif terinfeksi virus asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tersebut. Negara yang dipimpin Presiden Donald Trump ini juga tercatat sebagai negara yang paling banyak jumlah angka kasus kematiannya.
Sebelumnya, negara yang tercatat paling tinggi angka kematiannya adalah Italia dengan jumlah kasus mencapai 19 ribu orang lebih.
Dilansir dari Kompas.com, hingga Minggu (12/4/20) jumlah kasus positif di AS mencapai 530.384 orang. Sedangkan angka kematiannya berjumlah 20.513.