"Itu adalah sebuah gambaran konyol di banyak negara," kata Fisher yang juga ahli penyakit menular, Selasa (31/3).
Sementara dalam unggahan DW news pada akun Youtube-nya, Dale Fisher juga menyebut, daripada menyemprot jalanan dengan disinfektan mengandung klorin, lebih baik menggalakkan kegiatan cuci tangan dengan sabun.
"Mungkin itu adalah citra masyarakat yang kita anggap serius, saya tidak tahu. Yang jelas, itu adalah hal yang tidak kami rekomendasikan. Kami tidak percaya orang-orang tertular virus dari permukaan tanah (jalanan -red)," kata Fisher, Kamis (2/4).
"Saya lebih melihat orang-orang mencuci tangan dan menjaga jarak, hal seperti itulah yang merupakan aksi tanggap masyarakat terhadap virus, bukan menyemprotkan klorin di mana-mana," kata Fisher.
Nah, dengan adanya tanggapan dari WHO ini, apakah penyemprotan disinfektan akan tetap terjadi atau dilakukan oleh pemerintah? Tentunya masih menarik kita tunggu.
Tapi, sejatinya jika berkaca pada pernyataan Fisher, lebih baik dihentikan, dan anggaran untuk disinfrktan bisa dialihkan terhadap hal lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.