BELUM genap satu minggu sejak diberlakukannya lockdown, kekacauan sudah mewarnai kehidupan sosial, ekonomi di Negara India.
Penerapan lockdown yang diterapkan otoritas tertinggi di negeri kelahiran bintang film terkenal Sahruk Khan ini sudah di mulai sejak Selasa, 24 Maret 2020 lalu.Â
Hal ini, dimaksudkan untuk memutus rantai penyebaran virus corona (covid-19) yang dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi mahluk mengerikan dan mematikan di hampir seluruh negara di dunia.
Oleh karenanya sangat bisa dipahami jika Perdana Menteri India, Narendra Modi akhirnya menerapkan lockdown, terlebih populasi penduduk di negara penghasil produksi film-film Bollywood ini mencapai 1,3 milyar. Tentunya potensi penyebaran virus corona sangat besar.
Sayang, niat baik pemerintah ini tidak sejalan dengan persiapan terencana dan matang. Lockdown total di hampir seluruh wilayah India telah membuat rakyatnya kesulitan ekonomi.Â
Betapa tidak, mereka-mereka yang mengandalkan dari kerja harian tidak lagi mendapatkan pendapatan yang akibatnya kesulitan keuangan. Sebab ruang geraknya sangat dibatasi.
Akibatnya, kemarahan, kekecewaan, kecemasan dan rasa lapar tersebut tidak bisa dibendung lagi. Jutaan rakyat India pun bereaksi dan memutuskan pulang dengan cara bergerombol, karena hampir tidak ada angkutan traportasi umum.
Dengan adanya peristiwa dan kekacauan ini menjadikan lockdown yang diterapkan pemerintah India menjadi tak efektif, kalau tidak ingin dikatakan gagal. Karena dengan banyaknya penduduk yang meninggalkan kota untuk pulang ke desanya masing-masing membuat kerumuman atau gerombolan manusia tidak bisa dihindari lagi.
Oleh karena itu, seperti dilansir CNNIndonesia, Modi menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat negara itu karena memberlakukan kebijakan lockdown selama 21 hari untuk mencegah penularan virus corona.
"Saya yakin kalian semua akan memaafkan saya. Saya harus mengambil keputusan yang telah membuat anda semua tak nyaman dalam berbagai cara, terutama para saudara dan saudariku yang miskin" demikian pernyataan Modi yang disiarkan radio seperti dilansir dari AFP, Minggu (29/3).
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!