"Kita tidak bisa memenangkan pertandingan sepak bola hanya dengan bertahan saja, tetapi kita harus menyerang juga," kata Tedros. Seperti dikutip dari IDNTimes.
Masih dilansir dari IDNTimes, Tedros menyebut bahwa jarak fisik dapat memungkinkan untuk mengulur waktu dan memperlambat penyebaran. Tapi, upaya tersebut merupakan sebuah tindakan defensif yang tidak akan membantu kita untuk menang dalam melawan virus corona.
"Untuk menang, kita perlu menyerang virus dengan taktik agresif dan bertarget. Kita perlu menguji setiap kasus yang sangat dicurigai, mengisolasi dan merawat setiap kasus yang dikonfirmasi, serta melacak dan mengarantina setiap kontak dekat," ujarnya.
Sepakat dengan apa yang diutarakan Tedros, bahwa kita tidak bisa hanya bertahan untuk bisa memenangi pertaruangan melawan virus corona yang menyerang dari segala lini.
Seperti halnya dalam sepak bola, sekuat apapun pertahanan Catenacio ala Italia ketika harus berhadapan dengan permainan opensif ala Spanyol pada Final Piala Eropa 2012, akhirnya harus kebobolan juga dan kalah.
Artinya dalam hal ini setiap negara terdampak pandemi virus corona khususnya Indonesia harus secepatnya meracik strategi jitu untuk mementahkan serangan wabah virus sambil memikirkan serangan yang mematikan.
Dalam hal ini, tidak bisa mengandalkan masyarakat untuk social distancing sebagai upaya bertahan, tetapi, cari solusi lainnya untuk menyerang. Boleh jadi rapid test adalah salah satu cara untuk menyerang.
Hanya saja pelaksanaannya jangan terlambat, harus dilaksanakan dengan masif pula agar bisa mengbangi bahkan mengalahkan virus corona.
Salam