DALAM dua hari terakhir, masyarakat tanah air maupun warganet hanyut dengan berita-berita yang menghiasi media massa, baik online, cetak maupun televisi.
Betapa tidak, dalam rentang waktu dua hari ini, Senin (2/3/2020) dan Selasa (3/3/2020), publik cukup shock atau dikejutkan dengan dua informasi yang saling berkaitan.
Pertama, tentu saja informasi terkait pengumuman resmi dari pemerintah yang disampaikan langsung Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) bahwa di tanah air akhirnya ada dua warga negara Indonesia yang terkomfirmasi positif terinfeksi virus corona covid-19.
Dua warga negara tersebut semuanya adalah warga Kota Depok, Jawa Barat. Diduga dua wanita asal Depok yang masing-masing berusia 61 dan 31 tahun ini tertular oleh salah seorang warga negara Jepang yang tinggal di Malaysia, saat yang bersangkutan berkunjung ke rumah dua orang tersebut di Kota Depok. (Kompas.com).
Kedua, tentu saja berita meninggalnya pria asal Bekasi yang berinisial D(50). Wafatnya D, karena positif terinfeksi virus corona. Pria yang bekerja di perusahaan BUMN ini meninggal dunia waktu berkunjung ke rumah saudaranya di Cianjur, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020) pukul 04.00 WIB. (Detikcom).
Diakui ataupun tidak, kedua informasi ini cukup mampu "menghipnotis" masyarakat tanah air.
Pasalnya, meski isu mewabahnya virus corona covid-19 sudah ramai menjadi bahan perbincangan publik di dunia dan tanah air, terutama para stakeholder terkait. Tetap saja dengan adanya kedua informasi di atas sangat membuat kaget publik.
Betapa tidak, pengumuman Presiden Jokowi tentang ada dua warga Indonesia positif terinfeksi virus corona adalah yang perdana. Sedangkan negara-negara lain sudah lebih dulu mengkomfirmasi positif adanya virus tersebut.
Kekagetan ini semakin menjadi, tak kala keesokan harinya atau hari ini, Selasa (3/3/2020), para pewarta dari beragam media massa hampir serempak memberitakan ada warga negara Indonesia yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona.
Masalahnya, yang meninggal ini bukan dua orang yang diumumkan kemarin oleh Presiden Jokowi. Melainkan warga negara Indonesia lainnya.
Ini berarti, tidak menutup kemungkinan bahwa sebenarnya di luaran sana masih ada suspect-suspect lain. Walau sejujurnya, penulis sangat tidak berharap itu terjadi.