"Indonesia belum melaporkan adanya kasus, dan seharusnya Anda sudah menemukannya beberapa," kata salah seorang peneliti, Marc Lipsitch, seperti dikutip dari Ibtimes, Senin (10/2/2020). (Detikcom)
PERNYATAAN di atas dilontarkan bukan oleh sembarang orang, melainkan salah seorang peneliti  di Harvard.
Sebagai seorang peneliti terlebih di sebuah tempat penelitian ternama di seluruh dunia tentu saja apa yang diucapkannya bukan asal cuap, tapi boleh jadi berdasarkan analisa-analisa yang mendalam.
Namun rupanya hasil analisa dari peneliti Harvard ini tidak begitu diperhatikan atau digubris oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto.
Kala itu, Terawan menjamin dan meyakini bahwa di Indonesia masih belum ada satu pun suspek yang terkomfirmasi positif terinfeksi virus Covid-19 atau lebih dikenal dengan virus corona.
Bahkan saat ada tudingan bahwa belum ditemukannya suspek positif terinfeksi virus corona di Indonesia kemungkinan belum terdeteksi dengan baik, Terawan malah membantahnya. Menurutnya, peralatan yang digunakan sudah sesuai dengan standard WHO.
WHO artinya World Healt Organization adalah salah satu lembaga atau organisasi yang ada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang khusus membidangi masalah kesehatan.
"Itu namanya menghina itu. Wong peralatan kita, makanya kemarin di-fix-kan dengan duta besar Amerika. Kita menggunakan dari Amerika. Kitnya, kit boleh gunakan dari mana aja, tapi kita gunakan dari Amerika," ujar Terawan di Gedung Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020). (Detikcom).
Begitupun saat di negara-negara lain mulai satu persatu mengkomfirmasi positif ada warganya yang terinfeksi virus corona atau Covid-19, Terawan bergeming bahwa  belum ada warga negara Indonesia (WNI) di tanah air yang terjangkit virus yang asalnya ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, China, sekitar bulan Desember 2019 lalu.
Masih kata Terawan, kebalnya WNI di tanah air oleh penyebaran wabah virus corona tak lepas dari kekuatan doa.