KAPAL pesiar Diamond Princess yang membawa 3.711 orang, terdiri dari 2.666 penumpang dan 1.045 awak sampai saat ini masih harus dikarantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang.
Pasalnya di dalam kapal tersebut telah ditemukan 130 orang yang dinyatakan positip terinfeksi virus corona. Jumlah ini telah ditambah dengan 60 orang lainnya yang menyusul positif terkena virus, corona.
Dari total 130 orang yang sudah dinyatakan positif terinfeksi virus corona, telah dibawa ke rumah sakit setempat. Sedangkan sisanya sekitar 3.600 orang, yang mayoritas adalah warga lanjut usia, masih berada di dalam kapal pesiar, hingga Minggu (9/2) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (10/2/2020), bertambahnya jumlah kasus virus corona di kapal pesiar Diamond Princess tersebut dilaporkan oleh televisi lokal, TBS TV dan beberapa media lokal Jepang lainnya, termasuk Kyodo News.
Adapun, proses karantina terhadap kapal pesiar dimaksud telah dilaksanakan sejak tanggal 3 Februari 2020. Rencananya, otoritas Jepang akan mengkarantina seluruh penumpang dan awak kapal yang berada dalam kapal pesiar Diamond Princess ini hingga tanggal 19 Februari 2020 mendatang.
Berkaitan dengan dikarantinanya kapal pesiar Diamond Princess, Â Kementrian Luar Negeri (Kemlu) memastikan di dalam kapal pesiar tersebut terdapat Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai awak kapal. Jumlahnya mencapai 78 orang.
Namun, menurut keterangan Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, seluruh Warga Negara Indonesia yang berada di kapal pesiar tersebut tidak panik dan berlaku tenang selama melaksanakan masa karantina. Judha juga menyatakan, bahwa sejauh ini tidak ada satu orang pun WNI yang terinfeksi virus corona.
Untuk mengantisifasi lebih jauh, menurut laporan CNN, menyebutkan, bahwa pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan untuk memeriksa seluruh penumpang dan awak yang masih dikarantina di dalam kapal pesiar Diamond Princess, terlepas mereka ini  mengalami gejala virus corona atau tidak.
Sejauh ini, otoritas Jepang hanya memprioritaskan pemeriksaan terhadap penumpang dan awak yang merasa tidak sehat.
"Kami menyadari bahwa ada suara-suara (yang menyatakan) bahwa seluruh penumpang dan awak kapal harus diperiksa untuk virus corona saat mereka turun turun (dari kapal)," demikian pernyataan Menteri Kesehatan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang, Katsunobu Kato.
"Kami sedang mencermati apakah kami dapat melakukan seluruh pemeriksaan," imbuhnya.