Sekarang...
IBARAT burung tanpa paruh, kicaunya tak lagi merdu. Ibarat gajah tak bergading, parasnya tak lagi elok. Itulah Rima, gadis remaja yang terpaksa dipasung dalam sebuah kamar kosong. Ia mengalami depresi akut, menjurus gila.
Jika penyakitnya kumat, gadis ini tak segan menghancurkan barang atau mencelakai siapa saja yang ada di dekatnya Terutama kaum pria. "Perempuan Gila", begitulah Rima dijuluki.
Malam itu, Rima tengah melamun di sudut kamar. Rambutnya acak-acakan, pakaiannya lusuh. Entah apa yang ada dalam benaknya. Tiba-tiba, pada kedua bola matanya keluar bulir-bulir bening, meleleh lewati pipi. Kemudian jatuh menetes ke lantai.Â
Rupanya Rima menangis. Aneh, sejurus kemudian, bola matanya beringas, mendengar derit pintu kamarnya terbuka.
"Pergi ... pergi! Jangan dekati aku!" Teriak Rima. Kedua kakinya yang dipasung, ditekuk hingga rapat dengan dada. Wajahnya ditutupi kedua tangan. Tersudut di pojok kamar.
"Rima, ini ibu nak," Ternyata yang masuk adalah ibunya. Usianya sekitar 42 tahun, tapi perawakannya yang kurus, dengan raut wajah pucat, jauh melebihi umur sebenarnya.
"Pergi ... Pergi! Hiks ... Hiks ... Hiks." Rima tak beranjak dari sudut kamar. Menangis tersedu-sedu.
"Rima, ini ibu nak. Ibu bawa makanan untukmu. Makanlah!" Bujuk ibunya, sambil menitikan air mata. Lalu, pikirannya jauh ke belakang.
***
Setahun lalu....