Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Resah

26 Januari 2020   21:41 Diperbarui: 26 Januari 2020   21:41 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku sadar, hanyalah seorang pengembara yang terjebak pada tempat yang bertuan. Meski tanahnya lapang dan menjanjikan kehidupan di masa depan. Apalah daya, aku tak mampu berbuat banyak, kala si tuan terus menjaganya.

Perlahan, malam menimbun larut di sudut-sudut tempat yang ingin kumiliki. Membuatku makin terbuai angan, bercakap dengan bayang, berdiskusi dengan kenangan dan berdebat dengan impian. Terpaksa, karena tempat pengembaraan itu masih setia pada tuannya.

Haruskah ku akhiri pengembaraan ini? Tidak. Meski aku tahu, rembulan turut bersedih tutupi sinarnya oleh awan-awan duka dan resah perlahan menjalar di sepanjang kenangan.

Ya, masih resah yang itu lagi. Resah yang penuh rindu, resah tak mampu lagi singgah, resah ingin selalu dekat dengannya. Tuan, izinkan aku memilikinya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun