Suara jam dinding terus berdetak, Isyarat waktu terus berjalan memutari labirin hati yang dilanda rasa gelisah. Di sana ada bimbang, ada resah ada jiwa yang terus diamuk rasa hampa.
"Jika kumampu, ingin rasanya kutahan laju waktu"
Suara jam dinding terus berdetak, membawaku ke alam lamun, yang membuat alam pikirku mengembara ke belantara. Sepi, hening dan sunyi temani diri. Lalu, isi kepala membuncah, tak sangup terima kenyataan, saat waktu itu tiba.
"Haruskah aku pasrah, bahwa memang dunia kita masih berbeda?"
Suara jam dinding terus berdetak, isyarat siksa diri makin mendekat. Sakit, perih, mengiringi amuk rasa dalam jiwa. Ya, hanya itu yang kurasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H