Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Jam Dinding Terus Berdetak

23 Januari 2020   11:10 Diperbarui: 23 Januari 2020   11:52 5084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Public domain vector

Suara jam dinding terus berdetak, Isyarat waktu terus berjalan memutari labirin hati yang dilanda rasa gelisah. Di sana ada bimbang, ada resah ada jiwa yang terus diamuk rasa hampa.

"Jika kumampu, ingin rasanya kutahan laju waktu"

Suara jam dinding terus berdetak, membawaku ke alam lamun, yang membuat alam pikirku mengembara ke belantara. Sepi, hening dan sunyi temani diri. Lalu, isi kepala membuncah, tak sangup terima kenyataan, saat waktu itu tiba.

"Haruskah aku pasrah, bahwa memang dunia kita masih berbeda?"

Suara jam dinding terus berdetak, isyarat siksa diri makin mendekat. Sakit, perih, mengiringi amuk rasa dalam jiwa. Ya, hanya itu yang kurasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun