BANJIR yang mengepung DKI Jakarta, tak bisa dipungkiri merupakan duka kita bersama yang terjadi pada awal tahun 2020. Hujan deras yang mengguyur ibu kota negara sejak Selasa (31/12/19) hingga Rabu pagi (01/01/20) dianggap sebagai penyebabnya.
Menurut pengukuran BMKG, curah hujan hingga banjir mampu mengepung hampir seluruh wilayah DKI Jakarta ini adalah yang tertinggi. Bahkan mampu mencatatkan rekor tertinggi sejak tahun 1886. Yakni, terjadi di Bandara Halim Perdanakusuma sebesar 377 milimeter per hari.
Dampaknya, hingga Jumat pagi (03/01/20), sebanyak 30 orang meninggal dunia dan lebih dari 31.000 orang dari 158 kelurahan yang kena dampak, terpaksa harus diungsikan.
Sejatinya dengan adanya peristiwa bencana alam ini, semua pihak saling bahu mambahu guna memikirkan para korban banjir agar mendapatkan bantuan yang layak. Bukan malah direpotkan dengan pembahasan penyebab banjir itu sendiri.
Betul, pembahasan masalah banjir memang perlu dipikirkan secara serius agar kedepannya tidak kembali terjadi atau setidaknya bisa diminimalisir. Tapi, hal yang paling urgent tentunya bagaimana terlebih dahulu menyelamatkan korban.
Mereka tentunya saat ini lebih membutuhkan bantuan logistik yang layak daripada disuguhkan narasi-narasi yang terus mencuat bahkan cenderung saling menyalahkan hingga terjadinya silang pendapat. Seperti yang terjadi pada diri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Menurut Jokowi, penyebab banjir yang mengepung wilayah Jakarta dan sekitarnya ini adalah kerusakan ekologi dan kesalahan yang diperbuat manusia. Contohnya, membuang sampah sembarangan.
Untuk itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta pada pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten di Jabodetabek bekerja sama dengan pemerintah pusat menangani permasalahan banjir.
Rupanya, apa yang dikatakan Jokowi tentang penyebab banjir di Jakarta dan sekitarnya dibantah Anies Baswedan.
Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Jokowi jilid pertama ini, bukan sampah yang mengakibatkan banjir.
Salah satu contohnya, banjir yang terjadi kawasan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Padahal, di sana tidak ada penumpukan sampah.