Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lonceng Tahun Baru, Saat Itu Usiaku Berkurang

31 Desember 2019   22:32 Diperbarui: 31 Desember 2019   22:37 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detak detik jarum dinding waktu terus bergerak membentuk lingkaran. Bertemu menit, bersua jam dan terus berputar hingga berhenti sejenak di penghujung tahun. Tak lelah. Waktu terus merayap, menjalar melewati lorong kehidupan.

"Aku  masih di sini. Ditemani airmata, berjatuhan menggenangi tempat kakiku berpijak"

Tahun baru, kembali menyapa dengan bising. terompet hancurkan gendang telinga
Hingar bingar kota tenggelam dalam lautan cahaya
Menyapu ribuan insan, lalu memuntahkan pijaran api.

"Aku masih di sini, mendekap bayangan hitam tepat di pelupuk mata, gelap. Menghitamkan tubuh"

Saat lonceng tahun baru berdentang, saat itu usia berkurang

Sumedang, 31 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun