Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kiprah Pemain Indonesia di Klub Luar Negeri, Gimik atau Dibutuhkan?

26 Desember 2019   17:05 Diperbarui: 26 Desember 2019   17:26 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AKHIR-AKHIR ini beberapa pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia mulai dilirik beberapa klub luar negeri. Tidak hanya di lingkup Asia Tenggara, Asia melainkan daya tariknya mulai merambah beberapa klub eropa.

Setidaknya ada enam pemain yang kabarnya tengah diminati beberapa klub luar negeri. Mereka itu adalah, Witan Sulaiman, Saddil Ramdani, Osvaldo Haay, Ricky Fazrin, Ilija Spasojevic dan Yanto Basna.

Lalu, klub-klub mana saja yang menginginkan jasa para aset sepak bola nasional ini? Berikut ulasannya!

1. Witan Sulaiman
Witan kabarnya diminati oleh Lechia Gdansk. Seandainya rumor ini benar, berarti dia akan bergabung dengan Egy Maulana Vikri.

2. Saddil Ramdani
Pemain yang pernah merumput bersama klub Malaysia pada musim 2019 lalu, juga diminati oleh sejumlah klub. Bahkan, sempat dikaitkan denga klub promosi Malaysia League, Sabah FA yang kini dilatih oleh Kurniawan Dwi Yulianto.

Namun, belakangan Saddil juga rumornya diminati oleh tiga klub kasta tertinggi Liga Belgia. Yaitu, Sint-Truidense VV, SV Zulte Waregem, dan Club Brugge. Club Brugge merupakan pemuncak klasemen Liga Belgia dan mereka masih berkompetisi di Liga Europa musim ini.

3. Osvaldo Haay
Penampilan apik Osvaldo Haay di SEA Games 2019 bersama timnas U23 Indonesia membuatnya diminati klub luar negeri.

"Ada beberapa klub di luar Indonesia dan luar Asia Tenggara yang tertarik pada saya," kata Osvaldo dikutip dari The Thao 247.

Kabar terbaru, Kurniawan Dwi Yulianto yang menjadi pelatih baru Sabah FA ingin mendatangkan Osvaldo Haay.

4. Ricky Fajrin
Peman Bali United, Ricky Fajrin, diminati klub liga Thailand dan Malaysia.

"Mungkin setelah pesta juara baru akan ada pembicaraan dengan manajemen Bali United, kontrak saya habis tahun ini," ujar Ricky Fajrin dikutip BolaSport.com dari Tribun Bali.

5. Yanto Basna

Melansir dari Goal Thailand, Prachuap FC mencapai kesepakatan dengan Bahaikki Khaizan dan bek timnas Indonesia, Yanto Basna.

Sebelumnya, Yanto Basna bermain untuk klub Thailand lain, Sukhothai.

6. Ilija Spasojevic
Kabar terbaru datang dari penyerang Bali United yang akrab disapa Spaso.
Spaso diminati oleh klub Thailand, Burriram United. Kabar itu dibenarkan oleh sang agen, Gabriel Budi.

"Buriram memang menawar Spaso, tetapi kami respek dengan Bali United," ujarnya, dikutip dari Tribun Bali.

Jika ke enam pemain ini, akhirnya menjadi bagian dari klub-klub luar negeri tersebut, tentu saja merupakan kebanggan buat sepak bola nasional. Artinya, talenta-talenta sepak bola tanah air mulai menunjukan peningkatan kualitas dan diakui oleh dunia internasional.

Tinggal ke depan, bagaimana PSSI bisa memanfaatkan momentum ini dan menjaga aset-aset sepak bola nasional tersebut, agar terus bisa mengasah kemampuan dalam mengolah si kulit bundar selama bermain bersama klub luar negeri, hingga akhirnya berdampak signifikan bagi prestasi timnas

Soalnya, berdasarkan pengalaman, tidak sedikit para pesepak bola tanah air yang pernah berseragam klub-klub luar negeri, nyatanya mereka tidak mampu mengangkat prestasi timnas. 

Malah, skill sepak bolanya cenderung menurun, karena, rata-rata tidak mampu bersaing, hingga akibatnya menit bermain yang diberikam oleh pelatih di klubnya masing-masing sangat minim.

Bukan hendak mengecilkan para pemain yang diminati klub luar negeri. Namun, menurut hemat penulis lebih baik dipikirkan  matang-matang terlebih dahulu sebelum menerima tawaran bermain. 

Jangan sampai, tawaran ini hanya dijadikan gimik atau ajang pelebaran sayap industri sepak bola mereka dalam meraih pangsa pasar lebih luas.

Jika itu yang terjadi, rasanya percuma mereka bergabung jika akhirnya sebatas dijadikan penghangat bangku cadangan. Dengan kata lain, jika pihak klub tidak memberikan jaminan menit bermain yang cukup banyak.

Lebih baik para talenta yang kabarnya diminati klub-klub luar negeri ini bergabung dengan klub-klub lokal yang sudah pasti mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak. Hingga, akan lebih bisa mengasah kemampuannya. Baik skill maupun mental.

Penulis berani bicara seperti ini karena memang tidak sedikit contoh beberapa pemain Indonesia yang bermain di luar negeri justeru tidak mampu menularkan dampak signifikan bagi preatasi timnas dan pribadi pemain itu sendiri.

Diantara sekian banyak pemain Indonesia yang pernah merumput di luar negeri itu adalah:

1. Kurniawan Dwi Yulianto.
Pemain jebolan Primavera ini sempat dikontrak oleh salah satu klub sepak bola Swiss, FC. luzern. Banyak yang percaya, kemampuannya bermain bola bisa jauh lebih meningkat jika bergabung dengan klub tersebut. 

Nyatanya, tidak. Pemain kelahiran tahun 1976 hanya bertahan satu musim, karena minimnya menit bermain yang diberikan pelatihnya. Dia pun akhirnya kembali ke Indonesia dan bergabung dengan beberapa klub lokal.

2. Kurnia Shandi
Satu angkatan dengan Kurniawan di Primavera, Kurnia Shandy yang berprofesi sebagai penjaga gawang juga pernah mendapatkan kontrak dengan klub Seria A, Sampdoria. Namun, tak pernah sekalipun dia diberi kesempatan untuk bermain di kompetisi resmi.

3. Bima Sakti
Sama halnya dengan Kuniawan dan Kurnia Shandy, jebolan Primavera ini pernah mencoba peruntungannya di klub sepak bola liga Swedia, Helsinborg. Kembali, Bima Sakti juga hanya mampu bertahan satu musim, 1995-1996, dengan alasan tak mampu bersaing dengan pemain lain

4. Alfin Tuasalamony
Alfin yang merupakan salah satu produk pembinaan dari program PSSI yang bekerja dengan Uruguay juga pernah mengikat kontrak dengan dengan klub eropa bersama CS Vise. 

Sayang, nasib Alfin pun tidak lebih baik dari para seniornya. Hingga, akhirnya dia pun kembali ke Indonesia.

Itu tadi empat pemain dari sekian banyak pemain yang pernah merasakan kompetisi eropa. Namun, di sana mereka lebih banyak diam di pinggir lapangan sebagai cadangan. Hingga, dampaknya bagi timnas tidak begitu signifikan. 

Terbukti, tidak ada gelar satu pun yang berhasil di raihnya. Baik dari kancah sepak bola Asia Tenggara apalagi pada tingkat lebih tinggi.

Tidak hanya bermain di klub-klub eropa. Pemain Indinesia banyak juga yang merumput di klub-klub Asia Tenggara, khususnya di Liga Malaysia. Sebut saja, Bambang Pamungkas dan Elly Aiboy yang pernah memperkuat Slangor FA,  lalu diikuti yuniornya Evan Dimas, Ilham Udin, masih di klub yang sama.

Terus nama-nama lain juga seperti Ahmad Juprianto, Dedi Kusnandar, Robby Darwis, Saddil Ramdani, Andik Firmansah dan Hamka Hamzah juga pernah merasakan liga Malaysia.

Dibanding dengan nama-nama yang merumput di eropa, para pemain yang berlaga di klub-klub Malaysia ini jauh lebih baik nasibnya. Mereka benar-benar dibutuhkan sebagai bagian dari tim inti.

Bukan hanya sebatas penghangat bangku cadangan. Namun sayang, masih belum mandongkrak prestasi jika dibutuhkan tenaganya buat timnas.
Wassallam

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun