Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kiprah Pemain Indonesia di Klub Luar Negeri, Gimik atau Dibutuhkan?

26 Desember 2019   17:05 Diperbarui: 26 Desember 2019   17:26 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: FERI SETIAWAN/HARIAN SUPERBALL Witan Sulaiman (tengah) selebrasi gol bersama Nurhidayat Haji Haris dan Egy Maulana Vikri. Timnas U-19 Indonesia menang 3-1 atas Timnas U-19 Taiwan dalam laga perdana Grup A Piala Asia (Piala AFC) U-19 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (18/10/2018) malam WIB.

Jika itu yang terjadi, rasanya percuma mereka bergabung jika akhirnya sebatas dijadikan penghangat bangku cadangan. Dengan kata lain, jika pihak klub tidak memberikan jaminan menit bermain yang cukup banyak.

Lebih baik para talenta yang kabarnya diminati klub-klub luar negeri ini bergabung dengan klub-klub lokal yang sudah pasti mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak. Hingga, akan lebih bisa mengasah kemampuannya. Baik skill maupun mental.

Penulis berani bicara seperti ini karena memang tidak sedikit contoh beberapa pemain Indonesia yang bermain di luar negeri justeru tidak mampu menularkan dampak signifikan bagi preatasi timnas dan pribadi pemain itu sendiri.

Diantara sekian banyak pemain Indonesia yang pernah merumput di luar negeri itu adalah:

1. Kurniawan Dwi Yulianto.
Pemain jebolan Primavera ini sempat dikontrak oleh salah satu klub sepak bola Swiss, FC. luzern. Banyak yang percaya, kemampuannya bermain bola bisa jauh lebih meningkat jika bergabung dengan klub tersebut. 

Nyatanya, tidak. Pemain kelahiran tahun 1976 hanya bertahan satu musim, karena minimnya menit bermain yang diberikan pelatihnya. Dia pun akhirnya kembali ke Indonesia dan bergabung dengan beberapa klub lokal.

2. Kurnia Shandi
Satu angkatan dengan Kurniawan di Primavera, Kurnia Shandy yang berprofesi sebagai penjaga gawang juga pernah mendapatkan kontrak dengan klub Seria A, Sampdoria. Namun, tak pernah sekalipun dia diberi kesempatan untuk bermain di kompetisi resmi.

3. Bima Sakti
Sama halnya dengan Kuniawan dan Kurnia Shandy, jebolan Primavera ini pernah mencoba peruntungannya di klub sepak bola liga Swedia, Helsinborg. Kembali, Bima Sakti juga hanya mampu bertahan satu musim, 1995-1996, dengan alasan tak mampu bersaing dengan pemain lain

4. Alfin Tuasalamony
Alfin yang merupakan salah satu produk pembinaan dari program PSSI yang bekerja dengan Uruguay juga pernah mengikat kontrak dengan dengan klub eropa bersama CS Vise. 

Sayang, nasib Alfin pun tidak lebih baik dari para seniornya. Hingga, akhirnya dia pun kembali ke Indonesia.

Itu tadi empat pemain dari sekian banyak pemain yang pernah merasakan kompetisi eropa. Namun, di sana mereka lebih banyak diam di pinggir lapangan sebagai cadangan. Hingga, dampaknya bagi timnas tidak begitu signifikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun