Saat perlahan pendar cahaya menghilang, aku rebah dalam pelukan malam. Pekat, sunyi dan sepi seolah mencibirku, lalu berkata, "Janganlah kau merindu dalam gelap! Itu, kan membuat hatimu runtuh, terjatuh dalam lamunan"
Malam pun kian sunyi, rambat bayang hitam menyusuri lorong hati yang kian buncah menahan rindu. Namun, kau tak kunjung datang. Lagi, aku hanya mampu berlabuh dalam pelukan malam, berselimut kelam.
Aku makin terjerumus dalam pelukan gelapnya malam. Di sana ku semakin yakin bahwa rindu tak lagi bertuan. Ibarat tungku yang kehilangan api, aku di sini sendiri berteman sepi dan genitnya suara jangkrik.
Sumedang, 17 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H