Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ini Dia Cara Anies Baswedan "Buang" Duit Rakyat!

21 November 2019   09:08 Diperbarui: 21 November 2019   10:05 3600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BARU-BARU ini penduduk DKI Jakarta, terutama yang berdomisili di daerah sekitar Cikini, Jakarta Pusat dibuat kaget dengan adanya pembongkaran kembali jalur sepeda yang mendadak. Padahal, jalur khusus sepeda ini belum genap dua bulan rampung dibangun dan diresmikan Gubernur Ibu Kota negara ini, Anies Baswedan.

Pembangunan jalur sepeda itu sendiri memang patut diapresiasi mengingat maksudnya guna mengurai kemacetan, yang selama ini menjadi "musuh utama" ibu kota bangsa ini. Selain itu, tujuan lain dari pembangunan jalur khusus sepeda juga untuk mengurangi polusi udara. Lagi-lagi, masalah polusi ini pun masih menjadi masalah serius bagi DKI Jakarta.

Namun, yang menjadi lucu. Program pembangunan jalur sepeda yang cukup banyak mendulang apresiasi malah dibongkar kembali. Seolah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI hanya main-main dengan programnya dimaksud. Cukup beralasan, jika akhirnya pembongkaran jalur sepeda tersebut menuai kritikan dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Seperti dilansir Suara.com, Ferdinand menganggap Anies seperti anak kecil yang baru merias diri. Sebab, jalur sepeda yang baru dibangun malah dihancurkan kembali demi pelebaran trotoar.

Hal itu disampaikan melalui akun Twitter miliknya @ferdinand_haean. Menurut Ferdinand, cara kerja Anies tidak disertai dengan konsep yang jelas.

"Beginilah kualitas pemimpin jika bekerja seperti anak kecil yang belajar merias diri. Hanya semangat mempercantik diri yang ada. Baru dioles bedak, dihapus. Begitulah kerja tanpa konsep yang jelas," kata Ferdinand seperti dikutip Suara.com, Rabu (20/11/2019).

Tidak mengagetkan, jika Ferdinand mengkritisi seperti yang tertulis dalam akun twitter pribadinya. Sebab, tidak dipungkiri, dengan adanya pembongkaran kembali jalur sepeda yang belum genap dua bulan rampung dibangun, jelas mengindikasikan lemahnya perencanaan pihak-pihak yang ada dalam tubuh Pemprov DKI Jakarta. Apalagi, pembongkaran itu dalihnya karena akan dilaksanakan pelebaran trotoar.

Sejatinya, jika perencanaannya matang dan profesioal tentunya pembongkaran kembali jalur khusus sepeda ini tidak akan pernah terjadi, dengan dalih apapun.

Tidak salah, jika banyak pihak juga menilai, bahwa pembongkaran jalur sepeda ini sebagai bukti lemahnya perencanaan dan koordinasi antara Dinas Perhubungaan sebagai "pemilik jalan" dengan Dinas Bina Marga sebagai pelaksana pembangunan.

Namun, yang paling penting, selain adanya kelemahan ditatanan birokrasi. pembongkaran jalur sepeda ini juga sama halnya Pemprov DKI Jakarta telah membuang atau menghambur-hamburkan duit atau anggaran yang tentunya bukan jumlah yang sedikit.

Gubernur dan jajarannya harusnya sadar, bahwa uang yang digunakan untuk membangun jalur sepeda itu bukanlah uang yang keluar dari kantung pribadinya sendiri, melainkan uang rakyat yang harus bisa dipertanggung jawabkan dengan jelas. Jadi, segala sesuatunya harus disiapkan dan direncanakan dengan seksama dan matang, agar uang rakyat bisa dimanfaatkan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun