KONTROVERSI pengadaan lem aibon untuk ruang lingkup Dinas Pendidikan di Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta senilai Rp. 82,8 milyar adalah cerita baru dari hiruk pikuknya jagad politik yang berkembang di tanah air.
Belum kering perdebatan tentang komposisi Kabinet Indonesia Maju (KIM) produk Presiden Joko Widodo (Jokowi) lalu disusul dengan manuver Partai Nasdem yang nada-nadanya bakal membentuk poros politik baru bersama PKS dan kemungkinan diikuti PAN bahkan Demokrat. Tiba-tiba publik tanah air dikejutkan dengan adanya  kasus anggaran aneh di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Adalah anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana, yang membuat heboh atas terkuaknya anggaran aneh dimaksud.
Melalui akun twitternya, anggota DPRD paling muda DKI Jakarta ini mengunggah biaya pengadaan lem aibon untuk Dinas Pendidikan Jakarta, yang dinilai aneh. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta, jumlah biaya yang dianggarkan untuk pengadaan lem dimaksud sungguh fantastis, yaitu Rp. 82,8 milyar. Dengan jumlah sebesar itu, masih dalam cuitan Wliliam, bisa mensuplai dua kaleng lem aibon terhadap masing-masing siswa se-Jakarta, setiap bulannya.
Parahnya, cuitan William ini mendapat respon luar biasa dari warganet, sehingga viral dan menggemparkan Lingkungan Pemprov DKI. Bahkan diduga kaitan dengan kasus ini pula, dua pejabat DKI, yaitu Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Pariwisata mengundurkan diri. Entah apa yang terjadi di balik semua itu, yang pasti Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan seolah salah tingkah dengan adanya kehebohan anggaran aneh tersebut.
Alih-alih mampu menjelaskan alasan terjadinya kejanggalan anggaran. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada kabinet Jokowi jilid pertama itu malah melemparkan kesalahan pada Gubernur terdahulu, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Menurut Anies, munculnya anggaran pengadaan dengan nilai fantastis itu karena sistem e-Budgeting yang tidak smart yang diwariskani Ahok.
Pernyataan Anies yang terkesan lempar batu sembunyi tangan ini mendapat reaksi beragam termasuk nyinyiran terhadapnya. Salah satu yang cukup menggemparkan adalah sindiran yang dilakukan oleh dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Ade Armando.
Dalam akun Facebook miliknya, Ade memposting meme foto Anies Baswedan yang wajahnya telah di make over menjadi karakter seorang tokoh jahat, Joker.
Cerita tidak berhenti di sini. Unggahan Ade ini rupanya tidak berkenan bagi Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Fahira Idris. Pengusaha parsel ini melaporkan Ade ke Polda Metro Jaya berdasarkan hasil desakan warga DKI.
Belum ada kejelasan tentang kelanjutan kasus Ade di kepolisian. Tapi, permasalahan Ade kian bertambah dengan adanya petisi pemecatan sebagai dosen UI.
Dilansir CNN Indonesia, sebanyak 21.275 netizen telah menandatangani petisi 'Universitas Indonesia Pecat Ade Armando' yang dibuat pada laman change.org. jumlah ini berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pada hari kedua petisi, Rabu,(6/11/19), pukul 09.30 WIB.Â